Pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nugroho Dwi Hananto mengatakan sampai saat ini masih melakukan penelitian terkait sebaran sampah plastik maupun kandungan mikroplastik yang diduga cukup banyak mencemari perairan Indonesia.Telah dilakukan riset selama 37 hari terhitung 18 November hingga 25 Desember di sejumlah titik perairan Indonesia.
"Penelitian ini juga menguji adanya anggapan Indonesia sebagai negara produsen sampah plastik kedua terbesar di dunia ke laut," kata Nugroho di Jakarta, Selasa.
Untuk menguji anggapan tersebut, LIPI telah melakukan riset selama 37 hari terhitung 18 November hingga 25 Desember di sejumlah titik perairan Indonesia.
Dari penelitian tersebut, LIPI mengambil sampah plastik serta sejumlah sampel air dengan menggunakan botol khusus di empat titik selatan Jawa dan selat Makasar pada kedalaman yang berbeda-berbeda antara 2.000 hingga 3.000 meter.
Baca juga: 1000-an orang ikuti bersihkan sampah plastik di Pantai Pancer Puger
Baca juga: Perusahaan air mineral komit kurangi sampah plastik dengan daur ulang
Baca juga: Pengurangan sampah plastik dideklarasikan bersama FISIP UMSU-Pelindo 1
Sampel tersebut nantinya dibawa ke laboratorium di Ambon kemudian dianalisis menggunakan mikroskop setelah melalui proses penyaringan dan tahapan lain.
"Kita saat ini masih dalam proses penelitian, mungkin butuh waktu enam bulan hingga satu tahun untuk mengetahui hasilnya," ujar dia.
Ia menjelaskan sampah plastik tidak hanya dalam ukuran besar, tetapi ada juga kandungan mikroplastik dalam skala yang jauh lebih kecil sehingga sampel air dibutuhkan untuk dianalisis.
Penelitian tersebut ingin membuktikan apakah Indonesia benar-benar negara penghasil sampah terbesar kedua ke laut. Karena, bisa saja selama ini sampah plastik masuk dari utara ke selatan atau dari negara-negara lain.
Para peneliti akan membutuhkan waktu untuk menganalisis jenis plastik, dari mana arah datangnya, ukuran, letak siklus kemudian baru bisa disimpulkan apakah Indonesia benar-benar negara penghasil sampah plastik atau hanya dilewati sampah dari negara lain.
"Jadi penelitian ini memang membutuhkan banyak waktu karena yang diambil 33 sampel dengan berbagai kedalaman tadi," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019