• Beranda
  • Berita
  • PDIP Sleman tunggu rekomendasi DPP untuk mulai bergerak di Pilkada

PDIP Sleman tunggu rekomendasi DPP untuk mulai bergerak di Pilkada

25 Desember 2019 15:21 WIB
PDIP Sleman tunggu rekomendasi DPP untuk mulai bergerak di Pilkada
Ilustrasi Logo Pilkada serentak 2020 (Antara/HO)
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga saat ini belum melakukan koalisi maupun deklarasi calon untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 karena masih menunggu rekomendasi dari DPP PDIP.

"Kami masih menunggu rekomendasi dari DPP PDIP untuk mulai bergerak," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Sleman Koeswanto di Sleman, Rabu.

Baca juga: Komisi II DPR tinjau persiapan Pilkada 2020 di Kabupaten Sleman

Menurut dia, selama rekomendasi belum turun, pihaknya belum bisa melakukan komunikasi secara intensif, karena tidak ada nama yang bisa ditawarkan kepada partai politik (parpol) lain.

"Saat ini kami masih meraba-raba. Namun nama-nama calon dari DPC sudah diajukan ke pusat. Nama calon itu bisa menjadi daya tarik untuk parpol lain," katanya.

Baca juga: KPU Sleman tunggu aturan batasan usia kontestan Pilkada 2020

Namun, kata dia, pendaftaran calon melalui PDIP bukan hanya dilakukan di tingkat DPC. DPD PDIP DIY juga membuka pendaftaran.

"Ini memang secara aturan diperbolehkan," katanya.

Baca juga: Legislator berharap ada kesepakatan tanpa keonaran jelang pilkada

Koeswanto mengatakan, tugas DPC hanya melakukan penjaringan dan penyaringan. Mekanisme pemberian rekomendasi itu merupakan hak penuh dari DPP PDIP.

"Namun biasanya yang direkomendasikan oleh DPP merupakan kader partai," katanya.

Ia berharap agar rekomendasi dari pusat segera turun, agar dari DPC PDIP bisa merapatkan barisan dan mencari nama yang akan dijadikan sebagai bakal calon wakil bupati.

"Kami menunggu rekomendasi turun baru kami akan merapatkan barisan," katanya.

Sejauh ini DPC PDIP Sleman sedang berkomunikasi intensif dengan Partai Gerindra. Jika kedua partai itu resmi berkoalisi, mereka memiliki 21 kursi. Rinciannya PDI Perjuangan 15 kursi dan Gerindra enam kursi. Tidak lebih banyak dari koalisi Santun Bersatu dengan total 29 kursi.

Koeswanto melihat terbentuknya koalisi yang mirip seperti Pilkada Sleman 2015 tidak jadi masalah.

"Peta politik di Sleman saat ini masih terlalu dinamis. Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Termasuk nantinya koalisi partai," katanya.

Sedangkan Ketua Koalisi Santun Bersatu Sadar Narimo mengatakan jika koalisi ini akan solid, karena berkaca dari pemilihan alat kelengkapan (alkap) dewan yang lalu.

"Saya yakin ini akan solid, semua masih berproses, tunggu saja nama yang akan diajukan," katanya.

Koalisi Santun Bersatu merupakan gabungan tujuh partai politik yang mengusung pasangan Sri Purnomo-Sri Muslimatun dalam Pilkada 2015. Koalisi ini kembali mendeklarasikan bersama untuk Pilkada Sleman 2020.

Ketujuh partai itu yakni PAN, PKB, PKS, PPP, Golkar, Nasdem, dan Demokrat. Total dalam koalisi ini mendapat raihan 29 kursi di DPRD Sleman.

"Sebenarnya dari beberapa waktu yang lalu kami terus berkomunikasi," kata Sadar Narimo.

Menurut dia, saat ini seluruh partai di dalam koalisi masih berproses dalam menjaring nama-nama yang akan diajukan.

"Dalam waktu enam bulan hingga pendaftaran, dan saya kira ini masih cair," katanya.

Ia mengatakan, koalisi yang terbentuk saat ini disebut masih akan berlangsung terbuka dan dinamis. Sehingga tidak menutup kemungkinan ada partai lain di luar koalisi tersebut untuk bisa bergabung.

"Di luar sana saya yakin masih ada partai yang belum menentukan nama calon dan koalisi," katanya.

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019