Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia masih membukukan laba Rp479 miliar selama 2019 atau naik dari Rp406 miliar pada 2018 meskipun industri penerbangan tengah lesu dalam setahun terakhir.
Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto dalam diskusi di Jakarta, Kamis mengatakan keuntungan tersebut paling besar dikontribusi dari penerbangan internasional.
“Pergerakan penerbangan domestik drop cukup signifikan tapi karena overflying (penerbangan lintas) dan internasional tidak turun, jadi tidak terlalu berdampak pada kita,” katanya.
Baca juga: Airnav catat pergerakan penerbangan domestik turun 17,5 persen
Ia menyebutkan 60-78 persen pendapatan bersumber dari pergerakan penerbangan internasional.
Adapun, Airnav membukukan pendapatan tahun ini Rp3,7 triliun atau meningkat dari 2018 sebesar Rp3,3 triliun.
Novie menyebutkan pergerakan penerbangan domestik menurun hingga 17,5 persen sepanjang atau jauh merosot dari target sebesar lima persen sepanjang 2019.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional turun 0,1 persen sepanjang 2019.
Baca juga: AirNav Indonesia siap melayani navigasi 400 penerbangan di BIY
Industri penerbangan yang lesu juga terjadi secara global, yakni berdasarkan data International Air Transport Association (IATA), secara global terjadi penurunan penumpang sepanjang tiga persen dibandingkan 2018.
Penerbangan kargo pun menurun hingga lima persen dibandingkan 2018.
Namun, Novie mengatakan pihaknya masih mengaku optimistis industri penerbangan akan membaik di tahun depan.
Ia menargetkan pertumbuhan produksi domestik di 2020, yakni dua persen dan internasional empat persen.
Airnav juga akan menggelontorkan investasi di 2020, rinciannya adalah untuk automasi Rp1,18 triliun, pembangunan Rp463 miliar, komunikasi Rp139,1 miliar, navigasi Rp174,2 miliar, pengawasan Rp172 miliar, mekanik dan listrik Rp104,2 miliar.
Sepanjang 2019, Airnav juga berinvestasi untuk peningkatan sumber daya manusia di Papua, yakni memberikan pendidikan teknik dasar di Poltek Surabaya berupa beasiswa untuk lima orang dan 11 orang dari pemagangan dari Papua.
Selain itu, di ATKP Makassar diikuti sembilan peserta pemagangan dari Papua.
“Kita memang konsisten untuk pengembangan SDM, terutama untuk putra daerah Papua yang nantinya akan kita kembalikan dan mengabdi di daerahnya,” katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019