PT Barata Indonesia mendukung pelaksanaan proyek percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) yang termasuk dalam program strategis nasional...industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya..
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI melalui Keputusan Nomor 284/MBU/11/2019 telah menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina ( Persero), berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Penugasan yang diterima oleh Barata Indonesia, beserta dengan beberapa perusahaan lain adalah menyelesaikan Proyek Kilang Minyak milik PT Pertamina (Persero) yang menjadi Program Strategis Nasional.
Perusahaan yang menjadi anggota antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries . Barata Indonesia yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai koordinator klaster industri manufaktur BUMN, menjadi bagian dari Proyek tersebut karena dinilai memiliki kompetensi dan juga pengalaman panjang dalam pembangunan infrastruktur di bidang Oil and Gas.
Penugasan Barata Indonesia tersebut juga dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase TKDN dalam Megaproyek Kilang Pertamina.
Baca juga: Antisipasi mafia migas Polri kawal pembangunan kilang minyak
Dalam penjelasannya, Direktur Utama Barata Indonesia F. Harry Sampurno mengatakan industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Tim Percepatan pembangunan diharapkan dapat merampungkan Proyek Strategis Nasional Prioritas tersebut pada 2026 dalam rangka pencapaian produksi 2 juta barel per hari. Sebelumnya Barata Indonesia juga beberapa kali terlibat dalam beberapa proyek di sektor migas, diantaranya LPG Spherical Tank Pulau Layang 2x1500 MT, TBBM Tegal Cap. 14600KL, RFCC Pertamina UP IV Cilacap, Hanasudin Avtur Storage Integrated System, Fuel Tank RU V Balikpapan dan lain-lain.
Sementara di bidang komponen peralatan utama refinery Barata telah berhasil memproduksi Tanks, BFW Pre Heater, Water Cooled Condenser, LT Shift Converter, SS Clad Heat Exchanger, Decoke Drums,
CCR Platforming Reactor, Separator, dan komponen peralatan lainnya.
Barata Indonesia berharap partisipasi perusahaan dalam Proyek Strategis Nasional ini dapat mendorong daya saing industri dalam negeri sekaligus dukungan perseroan dalam rangka kemandirian energi nasional.
Baca juga: Progres pembangunan kilang minyak Pertamina dinilai cepat
Baca juga: Jokowi targetkan kilang Petrokimia TPPI selesai 3 tahun
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019