IU, yang tampil pada 28 dan 29 Desember 2019 di Tennis Indoor Senayan, berkali-kali menyatakan rasa terkejut melihat antusiasme para Uaena, sebutan penggemar IU, di Indonesia yang hafal lagu-lagunya meski liriknya terdiri dari bahasa Korea.
Hampir di setiap jeda lagu, IU mengungkapkan rasa kagum karena sebagian penonton sudah merespons omongannya meski belum diterjemahkan. Dia juga tak menyangka penonton Indonesia bisa ikut menyanyikan lagu-lagu meski tak ada "contekan" di layar besar sisi panggung.
"Saya bingung kok kalian bisa hafal. Saya enggak menyangka. Jadi tidak enak baru ke Jakarta sekarang, padahal tidak terlalu jauh ya," IU menyapa ribuan penonton yang memenuhi bangku di Tennis Indoor Senayan.
Fasihnya penonton di Indonesia membuat IU berkelakar bahwa konser malam ini serasa dihelat di Korea Selatan karena tak terlalu terlihat adanya kendala bahasa.
"Semuanya, jangan bikin saya lupa kalau ini di luar negeri dong," canda dia.
Solois yang aktif sebagai aktris itu pun berjanji akan lebih sering menyambangi Indonesia untuk bertemu dengan pendengarnya. IU sempat menyebut pengalamannya ketika disambut para penggemar saat baru tiba di bandara Cengkareng.
"Saya benar-benar terharu karena saya dan tim betul-betul disemangati oleh kalian," kata penyanyi kelahiran Mei 1993.
"Eomcheong (bahasa Korea: sangat) terima kasih," ujar IU yang mencampurkan bahasa Korea dengan bahasa Indonesia, membuat orang-orang tertawa.
Selama dua jam lebih, IU membawakan 25 lagu dari beberapa album, termasuk karya teranyar "Love Poem" yang menjadi tajuk dari tur Asia kali ini. Lagu-lagu hits ia bawakan malam ini, mulai dari "Palette", "Unlucky", "Autumn Morning", "BBIBBI", "Through the Night" hingga "Good Day".
Sebelum singgah ke Jakarta, konser "Love Poem" dimulai di Korea Selatan dan berlanjut ke Taipei, Singapura, Manila, Kuala Lumpur dan Bangkok.
Baca juga: Ingin langsing dengan "diet K-Pop", amankah?
Baca juga: "Peach", lagu IU untuk Sulli yang kembali populer
Baca juga: Diet populer 2019, keto, telur hingga ala IU
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019