"Dengan dibukanya jalan baru ini, saya harapkan menjadi jawaban atas kemacetan yang selalu terjadi di jalur Singaraja-Denpasar khususnya wilayah Puncak Wanagiri serta Candi Kuning, Bedugul, Kabupaten Tabanan," kata Koster saat peresmian Shortcut tersebut, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.
Sebelum acara persemian, dilakukan upacara Mecaru Manca Kelud dan Melaspas dengan "dipuput" atau dipimpin tiga sulinggih (pendeta Hindu) serta dibantu oleh 20 orang pemangku (pemuka agama).
"Saya memang minta proses pengerjaannya dipercepat agar bisa segera digunakan oleh masyarakat mengingat pergantian Tahun Baru pasti akan ada peningkatan kendaraan yang melewati jalur ini. Sebenarnya jalan ini harus dilakukan uji kelayakan, tetapi saya minta digunakan terlebih dahulu nanti setelah Tahun Baru lakukan uji kelayakan," ujarnya.
Baca juga: Kementerian PUPR bangun jalan pintas dukung pariwisata Bali
Menurut Koster, jalan pintas tersebut merupakan salah program membangun Bali khususnya di bidang infrastruktur yang terintegrasi baik darat, laut dan udara.
Setelah titik 3-4 dan 5-6 selesai, tahap selanjutnya perencanaan Detail Engineering Design (DED) dan pembebasan lahan untuk Pembangunan Jalan Baru Batas Kota Singaraja - Mengwitani, Shortcut titik 1-2, 7-8 dan 9-10.
"Setelah ini, titik lainnya akan segera dibangun tahun depan. Bahkan, saya minta agar nambah titik 11-12 di wilayah Bangkiang Sidem, dan ini sudah disetujui," ucap Koster.
Dengan pembangunan infrastruktur itu, dapat mengatasi ketimpangan pembangunan di Bali. Bahkan Gubernur Koster berharap pembangunan infrastruktur lainnya seperti pembangunan Jalan Lingkar Pulau Bali bisa segera terwujud. Secara khusus, ia meminta Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Achmad Subki untuk segera membuatkan desainnya.
"Saya minta Pak Kepala Balai, tolong segera didesain Jalan Lingkar Pulau Bali terusan dari Jalan By Pass Ida Bagus Mantra sehingga seluruh Bali bisa terkoneksi antarkabupaten yang ada di Bali," katanya.
Baca juga: Koster: Gunakan pendekatan santun terkait proyek jalan pemendek jarak
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Achmad Subki mengatakan latar belakang pembangunan jalan baru ini karena terjadinya ketimpangan pembangunan pariwisata di daerah Bali Selatan dengan daerah Bali Utara akibat terbatasnya akses dan lamanya waktu tempuh yang diperlukan oleh para wisatawan menuju objek-objek wisata di daerah Bali Utara.
Oleh karena itu, hal ini harus dicarikan solusi dan penanganan sehingga terjadi pemerataan pembangunan antara Bali Utara dan Bali Selatan.
"Untuk itu, telah direncanakan pembangunan jalan baru atau 10 titik shortcut yang diusulkan oleh Pemprov Bali guna meningkatkan aksesibilitas antara Bali Utara dan Bali Selatan. Dari 10 shortcut yang direncanakan tahun ini dapat kami laporkan untuk shortcut titik 3, 4, 5 - 6 telah selesai dilaksanakan," ujarnya.
Baca juga: BKPM tawarkan proyek pembangunan utilitas Rp9 triliun di Badung Bali
Achmad Subki mengemukakan secara teknis pembangunan shortcut titik 3 adalah sepanjang 0.480 kilometer, panjang pembangunan shortcut titik 4 adalah 1,096 kilometer terdiri dari pembangunan jalan 0,611 kilometer dan pembangunan jembatan 485 meter.
Sedangkan panjang pembangunan shortcut titik 5-6 adalah 1,950 kilometer terdiri dari pembangunan jalan 1,740 kilometer dan pembangunan jembatan 210 meter.
Dengan adanya total 10 shortcut ini diharapkan akan menghemat waktu tempuh dari Mengwitani menuju batas Kota Singaraja selama 1 jam 8 menit, dari semula 2 jam 36 menit menjadi 1 jam 28 menit.
Hadir pada kesempatan ini, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Anggota DPRD Provinsi Bali dapil Buleleng Ketut Rochineng dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali I Nyoman Astawa Riadi.
Baca juga: Menhub: Pembangunan bandara Bali utara tunggu infrastruktur penunjang
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019