• Beranda
  • Berita
  • Hoaks, peringatan tsunami di Bengkulu pada malam tahun baru 2020

Hoaks, peringatan tsunami di Bengkulu pada malam tahun baru 2020

31 Desember 2019 19:21 WIB
Hoaks, peringatan tsunami di Bengkulu pada malam tahun baru 2020
Pengunjung berada di sekitar puing bangunan rumah warga yang hancur di bekas lokasi bencana gempa dan likuefaksi Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (30/12/2019). Saat musim libur Natal dan Tahun Baru, sejumlah kawasan terdampak bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di daerah tersebut ramai didatangi pengunjung dari luar daerah ataupun warga korban bencana yang datang untuk melihat langsung dampak serta kondisi terakhir daerah tersebut. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/pras.
Jakarta (Antara/JACX) - Peringatan kemunculan tsunami lokal pada malam pergantian tahun 2019 menuju 2020, belum lama ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan.

Dalam sebuah video berdurasi satu menit 22 detik yang beredar di Youtube sejak 20 Desember 2019, kepala daerah petahana itu terlihat sedang berpidato. Dalam pidato tersebut, pejabat daerah yang telah memimpin Bengkulu sejak 2013 itu mengimbau warga untuk menjauhi Pantai Panjang Bengkulu pada malam tahun baru.

"Akan terjadi tsunami informasinya, tsunami lokal sebatas Pantai Panjang. Nanti jangan dekat-dekat Pantai Panjang pada malam tahun baru," ujar Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan pada menit ke-37, dalam video berjudul "Walikota Larang Masyarakat Dekati Pantai Saat Tahun Baru".

Video yang hingga Selasa malam telah ditonton sebanyak 148.673 kali itu juga memuat narasi yang menyatakan tsunami lokal tersebut diprediksi berlangsung antara pukul 20.00 WIB hingga 00.00 WIB.

Penjelasan:
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan informasi soal bencana tsunami pada penghujung tahun itu tidak dapat dipertanggungjawabkan dan termasuk dalam hoaks, sebagaimana dikutip dalam berita ANTARA berjudul "BMKG ingatkan adanya hoaks tsunami akhir tahun" yang dipublikasikan pada Jumat (27/12).

Dwikorita menjelaskan kemunculan tsunami dan gempa bumi tidak dapat diprediksi sebagaimana prakiraan cuaca serta iklim. 

"Dua bencana itu hanya dapat diamati melalui kecenderungan aktivitasnya, tetapi kejadiannya tidak dapat dipastikan waktu dan lokasinya," tutur dia.

BMKG, lanjut Dwikorita, tidak pernah mengeluarkan prediksi gempa dan tsunami karena belum ada peralatan yang dapat mendeteksi kemunculan kedua bencana alam itu, bahkan di negara maju sekalipun.

Dwikorita mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir, dan selalu mengacu pada informasi resmi yang selalu diperbaharui BMKG. 
 
Tangkapan layar peringatan tsunami lokal oleh Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan (Youtube.com)


Baca juga: 11 unit toren biogas dihibahkan FTUI bagi warga korban tsunami Banten

Baca juga: Rambu evakuasi bencana di Aceh diakui BPBD perlu diperbanyak

Baca juga: Korban tsunami 15 tahun silam tetap dibantu Pemerintah Aceh

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019