Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) kembali mengingatkan warga yang ada di wilayah setempat agar mewaspadai bencana hidrometeorologi pada puncak musim hujan.
"Memasuki puncak musim hujan pada bulan Januari ini masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis.
Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu panik namun perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama.
"Waspada bila terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama yaitu di atas 30 menit karena dikhawatirkan dapat berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, angin kencang," katanya.
Baca juga: BNPB: Hidrometeorologi dominasi bencana sepanjang 2019
Baca juga: Waspadai bencana hidrometeorologi di Sleman, imbau BPBD
Baca juga: BNPB mencatat 475 meninggal akibat bencana sepanjang 2019
Berdasarkan prakiraan BMKG, kata dia, peningkatan intensitas curah hujan dengan durasi waktu yang lebih lama di sebagian besar wilayah di Jawa Tengah akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
"Karena itu, jika memungkinkan maka warga dapat melakukan sejumlah upaya antisipasi, misalkan segera memangkas cabang-cabang pohon yang rawan patah atau tumbang, selain itu perlu membersihkan selokan dari sampah-sampah yang menghambat saluran drainase agar tidak terjadi genangan," katanya.
Dia juga menambahkan, kendati terdapat potensi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan, namun masyarakat diimbau untuk selalu menyaring pemberitaan yang beredar.
"Jangan mudah percaya hoaks atau disinformasi soal kondisi cuaca, jika masyarakat membutuhkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca dapat menghubungi kantor BMKG terdekat atau mengecek informasi terkini melalui akun-akun resmi media sosial milik BMKG," katanya
Sebelumnya, koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Universitas Jenderal Soedirman, Dr. Indra Permanajati mengatakan bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya termasuk curah hujan.
"Bencana ini meliputi banjir, tanah longsor, angin kencang dan sebagainya. Bencana itu bisa dipengaruhi oleh perubahan musim," katanya.
Dia mengatakan, dengan berakhirnya musim kemarau, maka kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi akan meningkat.
Untuk itu, kata dia, pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana hidrometeorologi.*
Baca juga: Kepala BNPB akan terjunkan tim untuk susur sungai
Baca juga: Lintas sektor perkuat pengurangan risiko gempa-hidrometeorologi
Baca juga: BPBD Sleman imbau masyarakat waspada bencana hidrometeorologi
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020