Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat memasang perangkap untuk menangkap beruang madu (Helarctos Horsfield) di Bukik Kampuang, Jorong Surabayo, Nagari Lubukbasung, Kecamatan Lubukbasung, karena keberadaannya di sekitar permukiman mulai meresahkan warga setempat.Lokasi temuan beruang juga berdekatan dengan Perumahan Talago Permai sekitar satu kilometer,
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat, mengatakan pemasangan perangkap dengan panjang dua meter dan lebar satu meter itu setelah petugas BKSDA menemukan jejak kaki satwa liar yang dilindungi Undang-umdang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistimnya di jalan penghubung Batu Palano menuju Perumahan Talago Permai.
Pemasangan perangkap itu dilakukan petugas BKSDA Resor Agam dan dibantu masyarakat setempat.
Baca juga: BBKSDA Sumut evakuasi beruang madu terjerat tali tambang
Apabila tertangkap, tambahnya beruang itu akan direlokasi ke habitatnya, karena lokasi ditemukan itu berada di permukiman warga dengan jarak 500 meter.
"Lokasi temuan beruang juga berdekatan dengan Perumahan Talago Permai sekitar satu kilometer," katanya.
Sebelumnya, seorang warga, Jun Sutan Sari Ali (55) dikejutkan dengan beruang sedang makan nangka saat dirinya sedang mengairi air sawah pada Selasa (31/12) malam
Atas laporan itu, petugas BKDA Resor Agam ke lokasi penemuan untuk identifikasi lapangan terkait keberadaan satwa tersebut.
"Kami menemukan jejak kaki satwa liar itu cukup banyak di lokasi. Saya mengimbau warga untuk berhati-hati, tidak sendirian ke kebun dan menghindari aktifitas pada malam hari di kebun," terangnya.
Baca juga: Seorang warga OKU tewas diserang beruang madu
Salah seorang warga, Azizul Hakim (31) menambahkan beruang itu sudah tiga kali ditemukan warga sekitar. Penemuan pertama pada Selasa (31/12) malam, pada Rabu (1/1) siang dan Kamis (2/1) malam.
"Saat menemukan beruang itu, warga langsung menyelamatkan diri karena takut diserang," katanya.
Ia mengakui beruang itu muncul ke kebun warga hanya satu minggu terakhir dan sebelumnya tidak pernah ditemukan.
Berkemungkinan beruang itu muncul akibat kaki kanan belakang mengalami sakit dan beruang itu tidak bisa memanjat ke pohon untuk mencari makan.
"Dengan kondisi kaki sakit, beruang itu mencari makanan dari hasil perkebunan warga berupa jagung, nangka dan lainnya," tambahnya.
Baca juga: Anak beruang madu diserahkan warga ke BKSDA Sampit
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2020