• Beranda
  • Berita
  • Berbagai alasan yang membuat Formula 1 2020 tak boleh dilewatkan

Berbagai alasan yang membuat Formula 1 2020 tak boleh dilewatkan

4 Januari 2020 06:12 WIB
Berbagai alasan yang membuat Formula 1 2020 tak boleh dilewatkan
Pebalap Mercedes Valtteri Bottas di Grand Prix Spanyol, Sirkuit Barcelona-Catalunya (10/5/2019) Reuters/Juan Medina
Tahun 2020 akan menyaksikan rekor Grand Prix terbanyak yang akan digelar oleh Formula 1 dalam satu tahun yaitu 22 seri balapan.

Tambahan dua sirkuit baru yaitu di Zandvoort, Belanda dan Hanoi, Vietnam menjadi salah satu alasan kenapa balapan F1 tahun ini tidak boleh dilewatkan.

Zandvoort kembali ke kalender F1 setelah terakhir kali menggelar Grand Prix pada tahun 1985. Sirkuit yang pertama kali menggelar balapan Grand Prix pada 1985 itu akan memuaskan para pendukung pahlawan lokal Max Verstappen di GP Belanda ke-31 tahun ini setelah menjalani sejumlah perombakan untuk mengakomodasi mesin-mesin F1 di era modern sekarang.

Baca juga: Formula 1 musim 2019 dalam retrospeksi

Baca juga: Kubica gabung ke Alfa Romeo sebagai pebalap cadangan


Sementara Vietnam menjadi teritori yang belum terpetakan bagi tim dan pebalap di saat negara Asia Tenggara itu untuk pertama kali menggelar Grand Prix di Sirkuit Hanoi tahun ini.

Sirkuit sepanjang 5,6km itu memiliki lintasan lurus 1,5km, terpanjang di antara sirkuit lainnya di kalender F1.

Sebelum perombakan regulasi besar-besaran diterapkan pada 2021, tahun ini tim dan pebalap akan memaksimalkan jet darat mereka, yang kemungkinan mengalami evolusi ringan dari pendahulu mereka tahun lalu, untuk mengejar gelar juara musim ini.

Peta persaingan 2019 menunjukkan jika Mercedes, Ferrari dan Red Bull di paruh kedua musim bisa memenangi balapan, dengan lima dari enam pebalap dari tim itu memuncaki podium.

Max Verstappen semakin percaya diri dengan Red Bull yang ditenagai oleh Honda untuk mengincar gelar tahun ini, juga Charles Leclerc yang menjadi pebalap Ferrari terbaik tahun lalu mengalahkan rekannya yang lebih berpengalaman, Sebastian Vettel.

Tahun 2020 juga akan menjadi pasar pebalap yang paling menarik di mana hanya tiga pebalap, yaitu Esteban Ocon, Charles Leclerc dan Sergio Perez, yang telah mengamankan kontrak mereka untuk musim selanjutnya setelah 2020 berakhir.

Kontrak Vettel dengan Ferrari akan habis tahun ini demikian pula Verstappen dengan Red Bull.

Kedatangan regulasi 2021 bisa membawa potensi pergantian pebalap yang menarik untuk diikuti.


Selanjutnya: Hamilton incar rekor Schumacher...

Sang juara bertahan, Lewis Hamilton, akan mewaspadai rekan satu timnya, Valtteri Bottas, yang tampil ganas sebagai runner-up tahun lalu, sementara kontrak kedua pebalap itu bersama Mercedes akan habis akhir tahun ini.

Namun sebelum itu, Hamilton akan menggunakan tahun ini untuk berusaha menyematkan dirinya sebagai pebalap terbaik sepanjang masa.

Pebalap asal Britania itu kini menorehkan 84 kemenangan dan enam gelar juara dunia, mendekati rekor Michael Schumacher 91 kemenangan dan tujuh gelar.

Dengan pole position ke-88 yang ia raih sepanjang karirnya, ketika di Abu Dhabi, Hamilton telah menjadi raja kualifikasi mengalahkan Schumacher yang memiliki 68 rekor pole position.

Baca juga: Hamilton juara dunia enam kali tapi tak masuk hitungan di Inggris

Baca juga: Bertemu bos Ferrari, Hamilton hendak tinggalkan Mercedes?
Pebalap Ferrari Sebastian Vettel dan Charles Leclerc di Sochi Autodrom jelang Grand Prix Rusia (29/9/2019) (REUTERS/Maxim Shemetov)


Sementara itu di garasi sebelah, Leclerc dan Vettel akan bersiap untuk ronde ke-2 rivalitas mereka sebagai rekan satu tim.

Di penghujung tahun lalu, ketegangan di antara dua pebalap memuncak ketika dua mobil mereka bersenggolan hingga gagal finis di Brazil.

Kursi Ferrari bagi Leclerc pun telah diamankan hingga 2024 dan seperti yang dikatakan kepala tim Mattia Binotto, Ferrari kini bertumpu kepada pebalap berusia 22 tahun itu untuk proyek mereka lima musim ke depan.

Sedangkan kontrak Vettel, sang juara dunia empat kali, akan berakhir di penghujung tahun ini.


Selanjutnya: mereka yang tak lagi rookie...
Tahun lalu menjadi debut bagi George Russell, Lando Norris dan Alexander Albon yang menjalani tahun rookie mereka di F1.

Kini ketiga sahabat sekaligus rival masa kecil itu akan menjalani tahun keduanya dengan tantangan baru.


Bagi Russell, tugas utamanya adalah membantu Williams merangkak naik dari peringkat paling buncit tahun lalu ke papan tengah.

Sedangkan Norris, ingin membawa McLaren lebih sering finis podium setelah keberhasilan rekan satu timnya, Carlos Sainz yang di Brazil mengakhiri puasa podium tim berbasis di Woking, Inggris itu sejak 2014.

Sementara Albon dengan Red Bull yang didukung power unit Honda bermimpi untuk meraih kemenangan pertamanya di grand prix tahun ini.

Baca juga: Albon debut impresif di Red Bull, Kvyat mengaku tak terkesan

Baca juga: Ocon gantikan Hulkenberg di Renault mulai 2020


Selain itu, publik akan bisa menyaksikan pebalap muda asal Prancis Esteban Ocon yang kembali ke F1 kali ini bersama Renault setelah menjalani satu musim sebagai pebalap cadangan Mercedes.

Di kesempatan keduanya sebagai pebalap utama, Ocon akan membalap untuk Renault di samping Daniel Ricciardo.

Di tengah gempuran para pebalap muda, Kimi Raikkonen (40) akan menjadi pebalap paling senior di grid dan berpeluang untuk mencatatkan namanya dalam buku rekor.

Jika dia tak absen menjalani start 11 balapan pertama musim 2020, maka pebalap asal Finlandia itu di Austria akan menjadi pebalap F1 paling berpengalaman ketika dirinya melewati catatan Rubens Barrichello yang menjalani 322 Grand Prix.

Dua puluh pebalap akan memacu jet darat mereka di seri perdana yang akan digelar di Melbourne, Australia pada 15 Maret nanti.

Baca juga: McLaren beralih ke power unit Mercedes mulai 2021

Baca juga: Vettel tak masalah dianggap nomor dua setelah Schumacher

 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020