"Kami sudah koordinasi dengan para guru bagi anak-anak yang gak punya seragam karena kebanjiran, boleh pakai pakaian bebas asal rapi," ujar Kepala Sekolah SDN Pasar Baru 01 Tri Astuti di Jakarta, Minggu.
Meski sekolahnya terendam banjir sejak Rabu (1/1) hingga Jumat (3/1), Tri mengatakan bahwa proses belajar-mengajar dipastikan tetap dimulai pada 6 Januari karena banjir telah surut dan sekolah juga sudah dibersihkan.
Selain sekolah yang terendam, dampak dari banjir yang terjadi selama dua hari itu telah menyebabkan sebagian siswa mendapati rumahnya kebanjiran. Mereka harus kehilangan peralatan serta perlengkapan sekolah seperti buku dan seragam.
Namun Tri memastikan para siswa yang tak memiliki seragam akan tetap diizinkan untuk mengikuti proses belajar di kelas seperti biasanya.
"Tidak apa-apa gak pakai seragam. Saya sudah bilang ke semuanya jangan sampai mereka disuruh pulang," katanya.
Baca juga: Seribu orang kerja bakti bersihkan sisa banjir di Rawajati
Baca juga: Sekolah di Jakarta mendata siswa terdampak banjir
Sekolah juga telah melakukan pendataan kepada para siswa yang menjadi korban banjir. Harapannya, mereka dapat segera diberi bantuan berupa perlengkapan dan peralatan sekolah.
Pemerintah pun sempat menyinggung akan memberikan bantuan kepada sekolah, siswa serta guru yang terdampak banjir.
"Selain sekolah, tim juga melakukan pendataan siswa, guru dan tenaga pendidik terdampak bencana banjir," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Jumat (3/1).
Menurut Kemendikbud sebanyak 8.420 siswa di DKI Jakarta terdampak banjir.
Baca juga: Warga bentuk "rantai manusia" angkut lumpur sisa banjir di Rawajati
Baca juga: Diguyur hujan, Anies kerja bakti di Kampung Makasar
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020