Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendeteksi munculnya dua bibit siklon tropis, yaitu “91S” di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan “92S” di Laut Arafuru sebelah selatan Tual, berdampak hujan lebat dan angin kencang,Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia sehingga keberadaan siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin
"Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia dan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R. Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan bibit siklon tropis “91S” di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan “92S” di Laut Arafura.
Bibit siklon tropis tersebut memberikan dampak, yaitu munculnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Bibit siklon tropis di Laut Banda makin menguat
Kondisi perairan juga akan terdampak akibat bibit siklon tropis berupa gelombang laut dengan tinggi 2,5-4 meter di perairan selatan Jawa Tengah hingga selatan NTB, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga selatan NTB, perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, perairan Pulau Sabu dan Pulau Rote, perairan utara NTT, Laut Flores, perairan Kepulauan Kai-Aru.
Menurut pengamatan BMKG, bibit siklon tropis “91S” dalam satu hingga dua hari ke depan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis namun bergerak ke selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia.
"Musim siklon tropis di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November-April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia sehingga keberadaan siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin," tambah dia.
Baca juga: BMKG nyatakan bibit siklon di Laut Timor mulai melemah
Baca juga: BMKG pantau dan waspadai 3 bibit siklon tropis
Baca juga: BMKG: waspadai hujan lebat dan gelombang tinggi akibat siklon
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020