Kupang, (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bibit siklon yang terdeteksi berada di Laut Timor mulai melemah dan bergeser ke arah selatan.Namun, potensi cuaca ekstrem masih tetap terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), karena adanya bentangan daerah tekanan rendah
"Namun, potensi cuaca ekstrem masih tetap terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), karena adanya bentangan daerah tekanan rendah," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun EL Tari, Bambang Santiajid, di Kupang, Kamis, terkait perkembangan cuaca.
Ia menjelaskan hampir semua wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam beberapa hari terakhir ini terus diguyur hujan deras disertai petir dan angin kencang.
Menurut Bambang, saat ini yang eksis adalah bentangan daerah tekanan rendah, yang konsentrasinya relatif menyebar, sehingga intensitas hujan dan angin berkurang dibandingkan dengan selama beberapa hari sebelumnya, saat ada bibit siklon.
Saat ini, kata dia, bibit siklon mulai melemah dan juga posisinya bergeser lebih ke selatan. Namun, kata dia, potensi hujan tetap besar dengan intensitas sedang.
"Sementara untuk angin ada penurunan kecepatan secara gradual," kata Bambang Santiajid.
Baca juga: Waspadai dampak Siklon Riley di selatan perairan Laut Timor, kata BMKG
Baca juga: Bibit siklon tropis tumbuh di Laut Timor
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019