• Beranda
  • Berita
  • Timur Tengah memanas, Indonesia siapkan rencana perlindungan WNI

Timur Tengah memanas, Indonesia siapkan rencana perlindungan WNI

6 Januari 2020 22:38 WIB
Timur Tengah memanas, Indonesia siapkan rencana perlindungan WNI
Ribuan orang menghadiri prosesi pemakaman pemimpin Pasukan Elite Quds, Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang tewas karena serangan udara di Teheran, Senin (6/1/2020). ANTARA FOTO/Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/pras.
Menyusul memanasnya situasi keamanan di Timur Tengah akibat konflik Iran dan AS, Indonesia menyiapkan rencana perlindungan dan evakuasi WNI jika diperlukan.

Penyusunan rencana cadangan (contingency plan) telah dilakukan antara pemerintah pusat dengan beberapa perwakilan RI di Timur Tengah, terutama untuk memetakan jumlah dan sebaran WNI di kawasan tersebut.

"Kita juga menentukan level kedaruratannya, karena masing-masing akan berbeda penanganannya. Kemudian kita juga cek kebutuhan logistik, dan apabila diperlukan evakuasi akan memakai rute yang mana," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat ditemui usai Perayaan Natal Kemlu RI di Jakarta, Senin.

Upaya evakuasi WNI dari daerah konflik sebelumnya telah berhasil dilakukan saat terjadi perang saudara di Yaman pada 2015. Pada saat itu, ribuan WNI berhasil dievakuasi baik menggunakan jalur udara dan laut di bawah koordinasi Kemlu dan TNI.

"Kalau evakuasi, kita bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan jika diperlukan pesawat dari TNI AU karena evakuasi itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh KBRI kita. Biasanya kita ada tenaga bantuan dari pusat dan melibatkan kerja sama banyak pihak," kata Menlu Retno.

Sambil menyiapkan rencana perlindungan dan evakuasi WNI, Retno berharap semua pihak yang berkonflik dapat sama-sama menahan diri agar situasi keamanan di Timur Tengah tidak semakin memburuk.

Baca juga: Jika Iran serang warga negara AS, Trump janjikan serangan balik

Baca juga: Inggris peringatkan warganya tidak bepergian ke Irak dan Iran


Ketegangan antara Iran dan AS kembali meningkat setelah komandan Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani terbunuh akibat serangan udara militer AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1).

Presiden AS Donald Trump, yang memerintahkan serangan udara tersebut dan mengancam akan menyerang 52 sasaran di Iran jika negara itu menyerang orang Amerika atau aset AS sebagai balasan atas kematian Soleimani.

Baca juga: Iran kecam Trump sebagai teroris berdasi

Baca juga: Trump: AS akan hancurkan 52 target di Iran jika warga Amerika diserang


Di sisi lain, Iran mengecam tindakan Trump dan menyebutnya sebagai "teroris berdasi".

Menyebut pembunuhan Soleimani "sama saja dengan perang", Iran berjanji akan melakukan serangan balasan. Iran juga tidak lagi mematuhi semua pembatasan yang diterapkan dalam kesepakatan nuklir pada 2015.

Baca juga: Menlu Retno panggil dubes Iran dan AS

Baca juga: KBRI Kuwait imbau WNI waspada terkait perkembangan situasi di kawasan

Baca juga: Hubungan Iran dan AS memanas, KBRI Tehran keluarkan imbauan untuk WNI

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2020