Bupati Natuna Hamid Rizal menyatakan nelayan asing biasanya memasuki wilayah Perairan Natuna, Kepulauan Riau, kala Musim Utara, seperti saat ini.Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar
"Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar," kata Bupati Hamid Rizal di Natuna, Selasa.
Bagi nelayan Natuna yang hanya berperahu kecil, Musim Utara adalah momok, karena gelombangnya tinggi, sehingga mereka banyak yang urung melaut.
Baca juga: Kapal asing masuk Natuna ketika pergantian penjagaan
Sebaliknya, bagi nelayan China yang menggunakan kapal-kapal besar, Musim Utara adalah waktu yang tepat memasuki Perairan Natuna. "Mereka kapal besar, di situ dia masuk," ungkap Bupati.
Nelayan Natuna sempat mengeluhkan kehadiran kapal asing. Bahkan ada nelayan yang mengaku kerap diganggu kapal coast guard asing. "Mereka mengusir nelayan kita agar kembali ke daratan," ujar dia.
Karena kapal nelayan Natuna berukuran kecil dan tidak didampingi pengawas, maka mereka tidak berani melawan. "Nelayan kita pasti tidak berani karena kapal kecil," kata Bupati.
Baca juga: DPRD Kepri kecam kapal asing masuk Natuna
Ia meminta agar aparat berwenang terus melakukan pengawasan di Laut Natuna, agar nelayan bisa tenang dan mendapatkan penghasilan yang lebih dan kesejahteraan pencari ikan dapat ditingkatkan.
Bupati juga berharap kapal asing tidak lagi memasuki perairan Natuna karena kehadirannya mengganggu nelayan.
"Kenapa, karena nelayan Natuna melaut menggunakan kapal yang tidak begitu besar, 3 sampai 4 ton. Kapal asing besar, di atas 30 GT," tutur dia.
Baca juga: Lima KRI amankan Perairan Natuna
Baca juga: Nelayan Natuna takut melaut sejak ada kapal asing
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim dan M Risyal Hidayat
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020