"Isu utama yang dibahas salah satunya lingkungan hidup," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat jumpa pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Megawati terima doktor kehormatan, PDIP perkuat gerakan kemanusiaan
Menurut Hasto, hal itu penting untuk menyikapi berbagai kerusakan lingkungan yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan membanjirnya sampah tanpa proses pengolahan yang memadai, serta hilangnya sumber mata air.
"PDIP menaruh perhatian yang begitu besar guna mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memastikan pencegahan berbagai persoalan lingkungan tersebut. Kami akan mengundang BMKG, BNPB, BNPP, dan para ahli lingkungan serta pihak terkait sehingga PDIP hadir sebagai pelopor pencegahan banjir di seluruh wilayah Indonesia," kata Hasto.
Baca juga: PDIP: Sembilan gelar doktor bukti pengakuan dunia terhadap Megawati
Selain itu, dalam rakernas nanti juga akan dibahas soal ilmu pengetahuan dan industri rempah.
Hasto mengatakan, pihaknya menginginkan industri berbasis riset dan inovasi masuk dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk membangun kesejahteraan negara secara komprehensif tanpa menghilangkan identitas bangsa.
"Hal-hal strategis terkait dengan haluan negara melalui kebijakan strategis yang dijalankan dengan semangat berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari," kata Hasto.
Baca juga: HUT dan Rakernas I PDIP tampilkan pameran bangun Indonesia berdikari
Dalam jumpa pers itu hadir dua Wasekjen PDIP Utut Adianto dan Sadarestuwati. Hadir sejumlah Ketua DPP seperti Bambang Wuryanto, Sukur Nababan, Eriko Sotarduga, Ribka Tjiptaning, Sri Rahayu, Komarudin Watubun, dan Mindo Sianipar. Hadir juga Wakil Bendum Rudianto Tjen dan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya, serta Ketua Banggar DPR dari Fraksi PDIP Said Abdullah.
Selain ilmu pengetahuan, Hasto mengaku PDIP menginginkan kejayaan rempah-rempah pada masa lalu bangkit kembali.
Oleh karena itu, dalam Rakernas I PDIP akan ditampilkan pameran rempah Nusantara, sumber pangan dan bumbu-bumbuan yang luar biasa.
Baca juga: PDIP tetap yakin mengangkat isu "Jalur Rempah" meski menantang arus
Hasto meyakini kekayaan minyak aromaterapi, pameran teknologi terapan, obat-obatan herbal, dan berbagai bentuk ekonomi gotong royong akan membuka mata masyarakat akan pentingnya rempah-rempah Nusantara.
"Pameran tersebut bersifat terbuka bagi publik, khususnya bagi kaum muda Indonesia. Pameran terbuka untuk publik dimulai pada hari Jumat pukul 19.00 WIB sampai Minggu pukul 18.00 WIB," jelas Hasto.
Rakernas akan dihadiri sebanyak 4.731 peserta, yang berasal dari struktur, legislatif, dan eksekutif dari kader PDIP.
Hasto menambahkan, rakernas dan HUT akan ditutup dengan Malam Kebudayaan yang menampilkan Indonesia dalam kepaduan berbangsa.
"Malam Kebudayaan itu sekaligus menjadi ciri jalan kebudayaan partai, dan komitmen partai dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkuat implementasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan kebangsaan melalui karya seni, puisi, dan lagu," kata Hasto.
Sementara itu, Ketua Steering Committee Rakernas I PDIP Sukur Nababan mengatakan PDIP ingin mengonsolidasikan seluruh kekuatan anak bangsa dalam menghadapi isu-isu ke depan.
"Kami sangat peduli. Parpol tak hanya urusi politik, parpol membangun kebudayaan peradaban dan kemanusiaan," katanya.
Sukur mengingatkan saat ini banyak pelaku usaha menengah kecil yang kesulitan mendapatkan izin obat dari BPOM. Selain itu, banyak juga para ilmuwan baru yang merasa kesulitan mengurus Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Oleh karena itu, kata Sukur, PDIP hadir untuk menjadi pelopor dalam menengahi hal tersebut.
Ketua Organizing Committee Adi Eijaya menambahkan persiapan teknis rakernas sudah mencapai 95 persen.
Selain persiapan di lokasi, di berbagai jalanan di Jakarta juga sudah dipasangi bendera partai.
"Semoga semua persiapan ini menunjukkan hasil yang baik pada saat pelaksanaan," kata Aming, sapaan akrab Adi yang juga Ketua DPD PDIP Jakarta itu.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020