"Besok saya agendakan untuk melihat tanggul tersebut, pascaperingatan BMKG akan terjadinya banjir tob di Jakarta Utara," kata M Taufik dihubungi di Jakarta, Rabu.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu menyatakan tanggul laut itu merupakan salah satu upaya pemerintah, untuk meminimalisir dampak banjir Rob di pemukiman masyarakat.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi menyatakan, hingga kini belum ada laporan tim terkait penyelidikan tanggul yang jebol di Muara Baru sebulan lalu.
Dia mengarahkan konfirmasi mengenai perkembangan sebulan pascajebolnya tanggul laut itu ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Baca juga: Belum ada laporan terkait penyelidikan tanggul jebol di Muara Baru
Baca juga: Wijaya Karya Beton tunggu hasil investigasi PUPR soal tanggul jebol
Sebelumnya, Kementerian PUPR menyatakan investigasi tanggul jebol itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan oleh Komite Keselamatan Konstruksi PUPR.
Tanggul laut di Pelabuhan Nizam Zahman Kelurahan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara jebol, Rabu (4/12) sekitar pukul 15.00 WIB.
Tanggul laut itu merupakan proyek pembangunan pengaman pantai tahap 3 paket 2 oleh satuan kerja non vertikal tertentu (SNVT) Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN), Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR.
Kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya Beton Tbk kerja sama operasi (KSO) dengan PT Pandji Pratama Indonesia.
Konsultan Pengawas, yakni PT Yodha Karya (Persero) KSO dengan PT Indra Karya (Persero).
Pekerjaan pembangunan tanggul dijadwalkan sejak 10 Juli 2019 hingga 21 Desember 2019.
PT Wijaya Karya Beton mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp87,9 miliar untuk pemancangan dan penimbunan tanggul sepanjang 130 meter.
Baca juga: PUPR: Tanggul jebol di Pelabuhan Nizam Zahman sepanjang 176 meter
Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020