• Beranda
  • Berita
  • Pengukuhan guru besar tetap, tiga profesor IPB sampaikan orasi ilmiah

Pengukuhan guru besar tetap, tiga profesor IPB sampaikan orasi ilmiah

9 Januari 2020 21:42 WIB
Pengukuhan guru besar tetap, tiga profesor IPB sampaikan orasi ilmiah
Rektor IPB Prof DR Arif Satria (kiri) akan sampaikan orasi ilmiah pada pengukuhan guru besar tetap di Kampus IPB Dramaga, Sabtu (11/1/2020). (Antaranews/Riza Harahap)

Orasi ilmiah dari tiga guru besar tersebut akan disampaikan pada upacara pengukuhan guru besar tetap, di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu

Tiga profesor IPB University akan menyampaikan orasi ilmiah pada upacara pengukuhan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Ekologi Manusia, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Fakultas Matematika dan IPA.

Orasi ilmiah dari tiga guru besar tersebut akan disampaikan pada upacara pengukuhan guru besar tetap, di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (11/1).

Ketiga profesor tersebut adalah, Rektor IPB University Arif Satria, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Nunung Nuryartono, serta Guru Besar Fakultas MIPA IPB Universiy Sri Budiarti.

Prof Dr Arif Satria akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Perlu Penguatan Kolaborasi dalam Tata Kelola Baru Sumber Daya Alam" yang menyoroti soal krisis lingkungan di Indonesia.

Guru besar tetap pada Fakultas Ekologi Manusia ini menjelaskan, salah satu penyebab krisis lingkungan adalah limbah plastik yang tidak terurai. "Indonesia adalah negera terbesar kedua yang menimbun limbah plastik setelah China. Indonesia menimbun limbah plastik sekitar 0,50 hingga 1,29 juta ton per tahun," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menurut Arif, dari sekitar 125 juta kawasan hutan di Indonesia, ada sekitar 35 juta hektar dalam kondisi rusak berat. "Dengan kondisi itu, Indonesia berpotensi mengalami krisis air bersih pada 2025," katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Prof Dr Nunung Nuryartono, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Implikasi Ekonomi Inklusi Keuangan terhadap Kualitas Pembangun Nasional: Fakta, Tantangan, dan Strategi".

Nunung Nuryartono meneliti pembangunan ekonomi inklusif dinegara2 berkembang, termasuk Indonesia, menghadapi fakta dan tantangan, yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial, terutama di pedesaan.

Jika mencermati indeks pembangunan di Indonesia, pada 2008 hingga 2017, terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial yang semakin meningkat.

"Dari hasil penelitian ini, saya mengusulkan agar Pemerintah mendorong pembangunan finansial inklusif yang melibatkan semua pihak dalam proses pembangunan. Hal ini akan menurunkan ketimpangan ekonomi dan sosial," kata Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Manajemen ini.

Baca juga: Pengukuhan guru besar tetap, tiga dosen IPB sampaikan orasi ilmiah

Baca juga: Guru besar IPB Bambang Hero raih anugerah sains John Maddox 2019

Baca juga: Guru besar IPB paparkan potensi gambut kepada pelajar Siak


Sementara itu, Guru Besar Departemen Biologi pada Fakultas MIPA, Prof Dr Sri Budiarti, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Strategi Menghadapi Infeksi Bakteri Resisten terhadap Antibiotik".

Menurt Sri Budiarti, penggunaan antibiotik dalam waktu yang lama menjadi salah satu faktor bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.

Sri Budiarti yang terus melakukan penelitian terhadap bakteri berhasil mengisolasi beberpa jenis bakteri menjadi bakteriofag yang dapat melawan bakteri yang resistem terhadap antibiotik ini.

"Namun, bakteriofag itu baru sebatas penelitian, belum digunakan di dunia kedokteran. Bakteriofag itu karakternya spesifik, hanya bisa melawan satu jenis bakteri saja," katanya.




 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020