• Beranda
  • Berita
  • Puluhan kk warga Desa Poi masih bertahan di lokasi pengungsian

Puluhan kk warga Desa Poi masih bertahan di lokasi pengungsian

10 Januari 2020 10:08 WIB
Puluhan kk warga Desa Poi masih bertahan di lokasi pengungsian
Warga berada disekitar tumpukan material yang terbawa banjir bandang dan menerjang pemukiman warga di Dusun Pangana, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (13/12/2019). Banjir bandang yang terjadi pada, Kamis (12/12/2019) tersebut mengakibatkan dua orang warga tewas serta puluhan rumah warga terendam lumpur dan beberapa diantaranya rusak berat akibat tertimpa material batu dan kayu yang terbawa banjir. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Puluhan kepala keluarga warga Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah hingga kini masih bertahan di lokasi penampungan pengungsi korban bencana alam banjir di wilayah itu.

"Saya sendiri enggan pulang ke rumah, sebab khawatir akan datang kembali banjir mengingat permukiman penduduk rawan banjir pada saat musim hujan," kata Erna, salah seorang warga Desa Poi yang juga korban bencana alam banjir beberapa waktu lalu kepada Antara di lokasi pengungsian, Jumat.

Ia mengatakan ada lebih 20-an KK warga yang masih berada di lokasi pengungsi di sekitar desa tersebut.

Banjir yang menerjang desa yang terletak di jalur Palu-Bangga diterjang banjir beberapa waktu lalu menyusul hujan deras mengguyur wilayah itu mengakibatkan banyak rumah terendam dan tertimbun lumpur.

Hal senada juga disampaikan Rusdi, seorang warga Desa Poi yang rumahnya termasuk mengalami rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi disapu benjir.

"Saya bersama istri dan anak-anak sekarang ini terpaksa mengungsi sementara di tempat yang aman," kata dia.

Soal kebutuhan hari-hari, kedua warga Desa Poi itu mengatakan tidak kesulitan sebab bantuan dari berbagai pihak masih terus mengalir."Soal makanan tidak ada persoalan," ujar Erna dan Rusdi.

Sementara Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata terus mengingatkan warga di daerahnya untuk tetap waspada, sebab kondisi cuaca masih ektrem.

Cuaca di beberapa daerah, termasuk di Sigi masih terbilang ektrem sehingga perlu diwaspadai, terutama masyarakat yang tinggal dekat dengan aliran sungai serta perbukitan.

Sungai-sungai bisa meluap saat curah hujan di hulu meningkat. Masyarakat harus lebih ekstra hati-hati, terutama ketika musim hujan tiba.

Di Kabupaten Sigi, kata Bupati Irwan ada banyak sungai yang sering banjir. Dan jika banjir sering merendam dan menerjang permukiman penduduk sehingga perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Sigi merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulteng yang selama ini rawan bencana alam banjir dan longsor.

Bencana alam terbesar selama 2019 terjadi di Kecamatan Dolo Selatan, Gumbasa dan Kulawi yang menelan korban jiwa dan ribuan rumah rusak dan tertimbun lumpur.

Banjir bandang terakhir terjadi di Kecamatan Kulawi.Banjir membawa berbagai material batu-batuan besar dan pepohonan menyapu perkampungan penduduk di Desa Bolapapu. Peristiwa alam itu terjadi pada 12 Desember 2019 di saat-saat warga kristiani hendak menghadapi Natal. Dan bencana ini sudah yang kedua kali terjadi di bulan yang sama.

Pada 2011, bencana banjir bandang juga menerjang desa tersebut menimbulkan korban dan ratusan kk warga terpaksa diungsikan ke lokasi lebih aman. ***3*** (T.BK03/)
Baca juga: Korban banjir di Kulawi masih bertahan di lokasi pengungsian
Baca juga: Sigi paling sering dilanda banjir dan longsor pada 2019
Baca juga: Upaya Sigi keluar dari ancaman banjir dan longsor

Pewarta: Anas Masa
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020