"Kondisi tersebut jika terjadi berbarengan dengan curah hujan yang tinggi bisa berdampak parah pada lingkungan terutama di wilayah pesisir pantai," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan dampak tersebut dikarenakan pada saat bersamaan air laut naik kemudian ditambah pula air datang dari darat sehingga potensi banjir jauh lebih besar.
Kondisi tersebut, menurutnya, akan lebih buruk di daerah-daerah pesisir pantai karena berhadapan langsung dengan laut.
Baca juga: Jogja Astro Club gelar pengamatan bersama gerhana bulan penumbra
Baca juga: Astronom: Pengamatan gerhana bulan penumbra butuh bantuan alat
Baca juga: Ada potensi banjir rob saat gerhana bulan penumbra, sebut Kepala LAPAN
Terkait hal itu, Suprihatin menyarankan agar ke depan pemangku kepentingan melakukan pencegahan atau mitigasi bencana jangka panjang di antaranya penanaman mangrove di wilayah pantai.
"Penanaman mangrove merupakan salah satu solusi jangka panjang, tapi kalau dilakukan dalam jangka pendek itu tidak mungkin," katanya.
Terkait dampak terburuk bagi lingkungan dan masyarakat, ia menyarankan agar pemerintah mencarikan solusi untuk serapan air terutama di daerah pesisir pantai yang berpotensi besar terkena banjir rob.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga yang berada di wilayah pesisir terutama yang sering terdampak rob untuk lebih waspada apalagi saat musim hujan.
"Karena air pasang maksimum yang terjadi rutin akan mengganggu drainase utama yang menuju ke laut. Apalagi ketika terjadi hujan deras," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo.*
Baca juga: 11 Januari 2020, gerhana bulan penumbra akan lintasi Indonesia
Baca juga: Gerhana bulan penumbra 11 Januari berlangsung mulai pukul 00.05 WIB
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020