Kepala BKSDA Sumsel Genman Hasibuan, Jumat, mengatakan petani tersebut bernama Martam (56), diserang saat sedang mencuci beras pada Kamis (9/1) sekitar pukul 17.30 WIB.
“Kejadian tepatnya di di pancuran Desa Muara Tenang, atau berjarak 600 meter dari hutan lindung,” kata dia.
Baca juga: Pengamat: Edukasi warga dekat habitat harimau perlu ditingkatkan
Baca juga: BKSDA Sumsel sebut harimau di Muara Enim belum tertangkap
Baca juga: Mangsa hewan peliharaan, warga Sinaboi-Riau resah ada harimau liar
Ia mengatakan korban mengalami luka cakar di paha. “Saat itu, korban sempat melakukan perlawanan. Setelah harimau sumatera itu pergi, korban kembali ke pondok lalu menghubungi keluarganya,” kata dia.
Korban kini dievakuasi dan dimintai keterangan oleh tim BKSDA.
Atas insiden itu, BKSDA Sumsel segera memasang kamera trap dan trap box di lokasi.
Selain itu, dia juga mengimbau warga di sekitar kantong jejalah harimau dan kawasan hutan lindung untuk lebih waspada.
Sebelum serangan harimau sumatera itu terjadi, tim BKSDA baru saja melakukan sosialisasi kepada warga.
Warga sekitar diminta untuk tidak beraktifitas di dekat hutan lindung pada sore dan malam hari.
Sepanjang tahun 2019 ini, terdapat 15 kasus serangan harimau yang terjadi di Sumatera Selatan. Lima orang tewas dan selebihnya luka-luka.*
Baca juga: Gubernur Sumatera Selatan minta pindahkan harimau yang meresahkan
Baca juga: Manusia perlu belajar hidup berdampingan dengan harimau
Baca juga: Pakar jelaskan beberapa alasan penyerangan harimau
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020