Kondisi ini dipicu oleh adanya tekanan rendah (1002 hPa), yang terpantau di sekitar wilayah utara Australia, kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau, Ota Welly Jenni Thalo di Kupang, Sabtu.
"Gelombang tinggi dengan intensitas mencapai sekitar 4-5 meter ini dipantau melalui model ocean forecast system (OFS pada 12 Januari 2020 pukul 03.00 Coordinate Universal Time (UTC)" katanya menjelaskan.
Menurut dia, tekanan rendah (1002 hPa) yang terpantau di sekitar wilayah utara Australia, ini memicu terjadinya kecepatan angin yang tinggi mencapai 93 km/jam.
Kecepatan angin inilah yang mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi hingga 4-5 meter di sekitar wilayah Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu, katanya.
Disamping itu, gelombang setinggi 2.5-4.0 meter berpotensi terjadi di wilayah selatan Sumba dan Samudera Hindis selatan Kupang-Rote.
Kondisi ini beresiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri pada lintsan penyeberangan ini, katanya.
Selat Sape bagian utara, selat Sumba bagian barat, laut Sawu bagian selatan dan perairan Kupang-Rote.
BMKG juga memprakirakan, potensi gelombang setinggi 1.25-2.5 meter berpotensi terjadi di selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, selat Flores-Lamakera, selat Alor Pantar.
Kondisi gelombang ini diprakirakan akan berlangsung 13 Januari 2020 pukul 20.00 WITA. ***3***
Baca juga: Nelayan di Labuan Bajo diminta Basarnas waspadai gelombang tinggi
Baca juga: Gelombang laut di perairan NTT kategori ekstrem
Baca juga: Sejumlah wilayah perairan NTT berpotensi gelombang 4 - 6 meter
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020