Jadi kita berikan subsidi pada swasta yang mau investasi di sini
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merancang skema beli layanan (buy the service) untuk menyediakan angkutan darat yang selama ini masih belum memadai di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
“Ya memang kita harus petakan yang di sini pergerakannya seperti apa dan harus dikombinasikan dengan pergerakan masyarakat lokal. Yang ideal, masyarakat sini sendiri mendapatkan satu bentuk kegiatan usaha ya jadi kalau saya usulkan kayak ‘buy the service’,” kata Menhub saat tinjauan ke Bandara Dewadaru, Karimunjawa, Minggu.
Ia menuturkan skema beli layanan dipilih agar melibatkan swasta dan diadakannya lelang ketimbang penunjukan ke operator yang sudah ada.
“Jadi kita berikan subsidi pada swasta yang mau investasi di sini. Kita targetkan mereka harus jalan sehari, harus jalan berapa kilometer dan dari mana ke mana. Kalau Damri ke sini harus petakan minta Pemda dari mana ke mana yang masif dari tempat ini ke mana kita upayakan ‘buy the service’,” katanya.
Budi ingin memastikan agar swasta bisa berperan menyediakan angkutan darat yang membantu mobilitas warga serta wisatawan mengelilingi pulau yang jaraknya mencapai 30 kilometer itu.
Baca juga: Jadi penyangga Borobudur, Kemenhub kembangkan Bandara Karimunjawa
Terkait jenis moda transportasinya, ia mengaku masih merancang apa yang sesuai. “Makanya nanti dilihat apakah bentuknya bus atau bagaimana volumenya,” ujar dia.
Sementara itu, untuk angkutan laut dan penyeberangan sendiri sudah dilayani oleh PT Pelni, PT ASDP Indonesia Ferry serta swasta.
“Angkutan laut sudah bagus selain Pelni, ASDP, ada swasta masuk ke sini. Pemerintah ada Pelni, ada ASDP dan swasta tertarik lumayan tinggi. Cukup komersial jadi yang swasta ini tambah maju,” katanya.
Baca juga: Kapal penyeberangan Jepara-Karimunjawa kembali beroperasi
Adapun untuk transportasi udara, Menhub mengatakan pihaknya juga mengembangkan Bandara Dewadaru baik dari sisi darat maupun udara dan ditargetkan selesai pada 2022.
"Sekarang ini panjang landasan pacu (runway) 1.200 meter. Akan kita buat menjadi 1.600 meter, bahkan 1.700 meter supaya pesawat baling-baling sejenis ATR-72 bisa mendarat dengan kapasitas penuh. Kemudian terminal penumpang sekarang ini tidak sampai 1.000 meter persegi akan dibangun 2.000 meter persegi hingga 2.800 meter persegi. Ditargetkan tahun 2022 selesai dengan kapasitas yang jauh lebih besar dari sekarang," katanya.
Baca juga: Kapal penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa ditambah
Baca juga: Kemenhub siapkan Rp72 miliar bangun Bandara Ngloram
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020