Kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dalam tiga tahun terakhir terus berkurang, kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Harnani Imtikamdari.harga produksi pupuk di pabrik makin lama makin naik, sementara nilai subsidi dari APBN tetap, jadi otomatis formulasinya makin lama makin berkurang
Harnani di Temanggung, Senin, mengatakan sebelumnya kuota pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Temanggung selalu di kisaran 22-24 ribu ton per tahun.
Kemudian pada 2018 berkurang menjadi sekitar 20 ribu ton, selanjutnya tahun 2019 kuota pupuk berkurang lagi menjadi 18 ribu ton, dan di tahun 2020 ini kuota pupuk bersubsidi hanya mencapai sekitar 15 ribu ton.
"Kuota pupuk bersubsidi berkurang karena harga produksi pupuk di pabrik makin lama makin naik, sementara nilai subsidi dari APBN tetap, jadi otomatis formulasinya makin lama makin berkurang," Harnani.
Baca juga: Stok pupuk di Temanggung cukup hingga akhir tahun
Ia menuturkan atas kondisi berkurangnya kuota pupuk bersubsidi tersebut, diprediksi petani akan mengalami kekurangan pupuk.
Harnani menyampaikan seringkali petani juga menggunakan pupuk secara berlebihan, tidak sesuai rekomendasi yang diberikan dinas pertanian, sehingga pupuk menjadi kurang.
Baca juga: APPI Jatim minta pemerintah revisi kuota pupuk bersubsidi 2020
Menurut dia, sebagian petani masih memupuk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan rekomendasi pemupukan tanaman.
"Misalnya petani punya lahan 1 hektare, biasanya direkomendasikan 250 kilogram pupuk urea, namun petani kadang kalau tidak 500 kilogram tidak merasa cukup," katanya.
Padahal, katanya jumlah pupuk banyak tidak berpengaruh ke produksi. Dalam pemupukan yang penting berimbang kadar N dan P.
"Tetapi banyak orang menganggap pupuk ZA untuk tanaman tembakau kadarnya harus lebih banyak, kemudian untuk tanaman padi pupuk urea lebih banyak. Padahal, dalam memupuk tanaman mestinya kadar N, P maupun ZA seimbang akan lebih efektif untuk pertumbuhan karena masing-masing mendapat bagian, untuk akarnya dan untuk vegetatifnya," katanya.
Baca juga: Kuota urea bersubsidi untuk NTB hampir habis
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020