• Beranda
  • Berita
  • Delapan kabupaten di Sumsel waspada banjir dan longsor

Delapan kabupaten di Sumsel waspada banjir dan longsor

14 Januari 2020 12:42 WIB
Delapan kabupaten di Sumsel waspada banjir dan longsor
Warga melintasi banjir yang merendam Desa Gunung Kembang, Kikim Timur, Lahat, Sumatera Selatan, Kamis (9/1/2020). Sebanyak 78 rumah terendam dan 12 rumah hanyut akibat banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nazran/Lmo/wsj/am.
Warga di delapan kabupaten di Sumatera Selatan diminta untuk mewaspadai hujan disertai petir karena berpotensi mengalami bencana banjir dan longsor pada 13-15 Januari 2020.

Kasi Informasi dan Observasi BMKG SMB II Bambang Benny S di Palembang, Selasa, mengatakan, wilayah yang berpotensi mengalami genangan/banjir, banjir bandang dan tanah longsor yakni Kabupaten Musi Rawas, Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, dan Kabupaten Muara Enim.

Menurut dia peningkatan intensitas hujan di wilayah tersebut seiring aktifnya musim hujan di wilayah Sumsel dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan (Muson Barat) yang sarat uap air dan melalui wilayah Indonesia pada umumnya.

Baca juga: BMKG: Siklon Claudia dalam 72 jam menjauh dari Indonesia

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan curah hujan dan adanya potensi hujan disertai petir dan angin kencang yang umumnya terjadi pada siang-sore hari sedangkan potensi hujan ringan-sedang yang berlangsung lama (kontinyu) apabila terjadi pada malam-dini hari.

Permukaan Sumsel yang berkarakteristik rawa dan sungai menjadi penyuplai uap air dan adanya pusat tekanan rendah di wilayah Australia (Belahan Bumi Selatan) menyebabkan adanya belokan (trough) dan pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel.

Hal ini meningkatkan pertumbuhan awan konvektif (awan hujan akibat pemanasan matahari), sedangkan pada wilayah Sumsel bagian Barat (Dataran Tinggi Bukit Barisan) Angin Lembah yang terjadi mendapat pasokan uap air dari Samudera Hindia yang meningkatkan pertumbuhan awan Orografik (awan hujan akibat ketinggian permukaan).

Berdasarkan kondisi tersebut menyebabkan peningkatan dan kontinyuitas (terus menerus) curah hujan di wilayah Sumsel bagian barat yakni pada wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) yang akan berdampak potensi adanya bencana hidrometeorologi.

Sedangkan potensi bencana hidrometeorologi angin kencang/puting beliung dan genangan/banjir) yakni wilayah Kota Pagar Alam, Kota Prabumulih, Kabupaten Banyuasin, Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan.

Secara khusus hujan yang disebabkan awan konvektif dan orografis pada siang-sore hari di wilayah Sumsel ini akan berpotensi tetap terjadi hingga tujuh hari ke depan.

Secara umum, berdasarkan prakiraan BMKG diketahui kondisi hujan disertai petir dan angin kencang di wilayah Sumsel akan meningkat pada tanggal 13-15 Januari 2020, kemudian mengalami penurunan 16-18 Januari 2020 dan akan kembali meningkat pada 19-20 Januari 2020.

“Kami mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait untuk tetap waspada dan update informasi dan peringatan dini cuaca dari BMKG,” kata dia.

Ia mengatakan, para pemangku kepentingan diharapkan melakukan perbaikan infrastruktur lebih tahan bencana, membersihkan dan memperbaiki drainase, memangkas/mengurangi dahan dan ranting pohon agar tidak tumbang, perbaikan DAS/Daerah Aliran Sungai, menyiapkan kolam-kolam retensi.

Warga juga diminta berhati-hati beraktivitas di luar rumah dengan tidak berteduh di bawah pohon dan menghindari genangan yang berpotensi kemacetan apabila terjadi hujan pada siang-sore hari.

Baca juga: BPBD DKI: Waspadai gelombang tinggi di Laut Jawa bagian barat

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020