• Beranda
  • Berita
  • Kemenkes intervensi gizi 900 ribu ibu hamil dan balita cegah stunting

Kemenkes intervensi gizi 900 ribu ibu hamil dan balita cegah stunting

14 Januari 2020 21:29 WIB
Kemenkes intervensi gizi 900 ribu ibu hamil dan balita cegah stunting
Peserta mengikuti senam hamil dalam pendampingan gratis bagi ibu hamil di Rumah Sakit Persada, Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2019). Kegiatan pendampingan tersebut diadakan seminggu sekali sebagai upaya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) sekaligus pencegahan stunting yang menurut data Kementerian Kesehatan mencapai 27,67 persen di tahun 2019. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan organisasi global bidang intervensi nutrisi, yakni Nutrition International memberikan intervensi gizi pada 211 ribu ibu hamil dan 720 ribu anak balita di 20 kabupaten Jawa Timur dan NTT.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan di Jakarta, Selasa, upaya pemberian suplemen zat gizi mikro dukungan dari Nutrition International membantu penurunan angka kekerdilan (stunting) di Indonesia.

"Pemerintah berkomitmen menurunkan kekerdilan. Kami menghargai dukungan Nutrition International dalam memperkuat program suplementasi gizi zat mikro dan meningkatkan manajemen program di tingkat provinsi dan kabupaten," kata Kirana.

Menurut dia, upaya penguatan zat gizi mikro merupakan bagian dari kegiatan spesifik untuk menurunkan kekerdilan. Dia mengatakan Kementerian Kesehatan akan mendorong duplikasi program yang telah dilakukan oleh Kemenkes bersama Nutrition International di Jatim dan NTT agar dilakukan di daerah lain.

Program kerja sama yang merupakan bagian dari program Micronutrient Supplementation for Reducing Mortality and Morbidity (MITRA) tersebut memberikan tablet tambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat untuk ibu hamil. Selain itu lebih dari 720 ribu balita mendapatkan kapsul vitamin A dan balita yang menderita diare diberikan tablet Zinc dan oralit.

Baca juga: Kemenkes akan optimalkan anggaran tekan stunting dan kematian ibu-bayi

Baca juga: Dokter paparkan pentingnya ASI untuk cegah bayi kerdil

Baca juga: Pemerintah kampanye lintas sektor cegah stunting


Program tersebut juga berfokus pada peningkatan akses ke layanan kesehatan dan membangun kesadaran tentang pencegahan kekerdilan, khususnya pencegahan kekurangan gizi mikro melalui Strategi Intervensi Perubahan Perilaku.

Country Director Nutrition International Sri Kusyuniati mengatakan pemilihan lokasi program di NTT dan Jawa Timur dikarenakan dua wilayah tersebut merupakan daerah dengan angka kekerdilan yang cukup tinggi.

Berdasarkan data tahun 2019, di wilayah NTT terdapat 42,6 persen kasus kekerdilan dan Jawa Timur 32,8 persen. Sementara angka nasional pada 2019 sebesar 27,7 persen.

"Kita tahu nutrisi bukan hanya dasar dari kesehatan yang baik, itu adalah fondasi untuk masa depan yang lebih baik," kata Sri.

Kemenkes bersama Nutrition International dalam program tersebut juga melatih lebih dari 700 tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan masyarakat, pengelola program dan penanggung jawab program dari dinas kesehatan tingkat provinsi, kabupaten dan puskesmas tentang keterampilan melakukan perencanaan program, pemantauan, pelaporan dan konseling.*

Baca juga: Stunting dan TBC prioritas penanganan Kemenkes di Jateng

Baca juga: Kemenkes: tubuh kecil perempuan berbahaya bagi kesehatan

Baca juga: Remaja putri anemia berisiko lahirkan anak "stunting"

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020