Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kirana Pritasari mengatakan di Jakarta, Selasa, upaya pemberian suplemen zat gizi mikro dukungan dari Nutrition International membantu penurunan angka kekerdilan (stunting) di Indonesia.
"Pemerintah berkomitmen menurunkan kekerdilan. Kami menghargai dukungan Nutrition International dalam memperkuat program suplementasi gizi zat mikro dan meningkatkan manajemen program di tingkat provinsi dan kabupaten," kata Kirana.
Menurut dia, upaya penguatan zat gizi mikro merupakan bagian dari kegiatan spesifik untuk menurunkan kekerdilan. Dia mengatakan Kementerian Kesehatan akan mendorong duplikasi program yang telah dilakukan oleh Kemenkes bersama Nutrition International di Jatim dan NTT agar dilakukan di daerah lain.
Program kerja sama yang merupakan bagian dari program Micronutrient Supplementation for Reducing Mortality and Morbidity (MITRA) tersebut memberikan tablet tambah darah yang mengandung zat besi dan asam folat untuk ibu hamil. Selain itu lebih dari 720 ribu balita mendapatkan kapsul vitamin A dan balita yang menderita diare diberikan tablet Zinc dan oralit.
Baca juga: Kemenkes akan optimalkan anggaran tekan stunting dan kematian ibu-bayi
Baca juga: Dokter paparkan pentingnya ASI untuk cegah bayi kerdil
Baca juga: Pemerintah kampanye lintas sektor cegah stunting
Program tersebut juga berfokus pada peningkatan akses ke layanan kesehatan dan membangun kesadaran tentang pencegahan kekerdilan, khususnya pencegahan kekurangan gizi mikro melalui Strategi Intervensi Perubahan Perilaku.
Country Director Nutrition International Sri Kusyuniati mengatakan pemilihan lokasi program di NTT dan Jawa Timur dikarenakan dua wilayah tersebut merupakan daerah dengan angka kekerdilan yang cukup tinggi.
Berdasarkan data tahun 2019, di wilayah NTT terdapat 42,6 persen kasus kekerdilan dan Jawa Timur 32,8 persen. Sementara angka nasional pada 2019 sebesar 27,7 persen.
"Kita tahu nutrisi bukan hanya dasar dari kesehatan yang baik, itu adalah fondasi untuk masa depan yang lebih baik," kata Sri.
Kemenkes bersama Nutrition International dalam program tersebut juga melatih lebih dari 700 tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan masyarakat, pengelola program dan penanggung jawab program dari dinas kesehatan tingkat provinsi, kabupaten dan puskesmas tentang keterampilan melakukan perencanaan program, pemantauan, pelaporan dan konseling.*
Baca juga: Stunting dan TBC prioritas penanganan Kemenkes di Jateng
Baca juga: Kemenkes: tubuh kecil perempuan berbahaya bagi kesehatan
Baca juga: Remaja putri anemia berisiko lahirkan anak "stunting"
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020