Wahyu/Ade sudah mengeluarkan permainan terbaiknya selama pertandingan, mampu mengimbangi ritme serangan unggulan kedelapan Aaron/Soh. Kendati demikian, wakil Indonesia ini kerap melakukan kesalahan pukulan yang justru menguntungkan lawan.
Baca juga: Kalah di Malaysia Masters, Wahyu/Ade: kami harus lebih giat berlatih
"Tadi banyak mati sendiri, di set kedua juga banyak berada di situasi kritis, tapi kami terlalu terburu-buru," kata Wahyu usai bertanding di Istora Senayan Jakarta, Rabu.
Di set kedua, Wahyu/Ade sempat memimpin keunggulan di interval kedua. Mereka mampu meladeni permainan lawannya dan mengubah pola permainan dengan cepat, mulai dari menyerang, bertahan, hingga memainkan adu reli jarak dekat maupun jauh.
Baca juga: Owi/Apriyani akui tak pasang target khusus di Indonesia Masters 2020
Namun, karena sejumlah kesalahan yang diciptakan, Aaron/Soh mendapat keuntungan tambahan poin hingga mendekati akhir gim kedua.
"Di set kedua tadi sempat terpikir untuk tambah poin satu per satu, tapi malah jadi menguntungkan lawan karena bola mati sendiri. Walaupun reli tapi mati sendiri," kata Wahyu.
Gaya permainan Aaron/Soh sejatinya sudah dipahami oleh Wahyu/Ade, namun karena kurang sabar dalam melakukan serangan balasan akhirnya mereka tumbang di babak pertama.
Baca juga: Shesar atasi Srikanth, maju ke babak kedua Indonesia Masters 2020
"Dari SEA Games memang mereka mainnya seperti itu, ulet dan pertahanannya rapat. Kami sering adu pukulan sama mereka," tutur Wahyu menambahkan.
Sementara itu, Ade mengaku sangat kecewa dengan hasil pertandingan ini, namun ia enggan berkomentar dan terlihat menahan air mata saat mendampingi Wahyu ketika sesi wawancara.
Baca juga: Babak pertama IM 2020, tunggal putra Indonesia hadapi India
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020