• Beranda
  • Berita
  • Luhut: Tokoh dunia ikut bangun ibu kota baru demi kepercayaan investor

Luhut: Tokoh dunia ikut bangun ibu kota baru demi kepercayaan investor

15 Januari 2020 22:04 WIB
Luhut: Tokoh dunia ikut bangun ibu kota baru demi kepercayaan investor
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.

Tiga tokoh itu punya nama besar, orang melihatnya kan trust, bangun kepercayaan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penunjukan tiga tokoh besar dunia sebagai dewan pengarah pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur merupakan bagian dari upaya membangun kepercayaan investor global.

"Dewan pengarah ada Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) , Masayoshi Son dan Tony Blair. Peran mereka memberikan advisory dan mempromosikan Indonesia dan juga membangun kepercayaan," ujar Luhut di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pemerintah akan hadirkan kendaraan tanpa awak di ibu kota baru
 

Ia mengemukakan penunjukan ketiga tokoh itu tidak lepas dari rencana pemerintah yang akan membentuk sovereign wealth fund (SWF) atau badan usaha pengelola investasi.

"Tiga tokoh itu punya nama besar, orang melihatnya kan trust, bangun kepercayaan," ucapnya.

Sheikh Mohamed bin Zayed merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi. Sementara Masayoshi Son merupakan CEO Softbank. Dan, Tony Blair merupakan mantan Perdana Menteri Inggris periode 1997-2007.

Baca juga: Jokowi perkirakan APBN keluar Rp100 triliun untuk bangun ibu kota baru
 

"Pendanaan ibu kota baru salah satu hal, yang tak kalah penting mempromosikan Indonesia," kata Luhut.

Sebelumnya, pada Senin (13/1), Presiden Jokowi meminta Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) menjadi dewan pengarah dalam membangun ibu kota baru negara di Kalimantan Timur.

Lokasi calon ibu kota baru berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Baca juga: UEA ingin terlibat dalam proyek pembangunan ibu kota baru Indonesia
 

Kontur lokasi ibu kota baru berbukit-bukit karena merupakan bekas hutan tanaman industri seluas 256 ribu hektare dengan kawasan inti seluas 56 ribu hektare.

Nantinya ibu kota baru akan terbagi menjadi sejumlah klaster yaitu klaster pemerintahan seluas 5.600 hektare, klaster kesehatan, klaster pendidikan, serta klaster riset dan teknologi. 

Baca juga: Pembangunan ibu kota baru, Jokowi ingin belajar dari Kota Masdar UEA

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020