• Beranda
  • Berita
  • Soal Asabri, Kapolri perintahkan Kabareskrim bentuk tim gabungan

Soal Asabri, Kapolri perintahkan Kabareskrim bentuk tim gabungan

17 Januari 2020 13:39 WIB
Soal Asabri, Kapolri perintahkan Kabareskrim bentuk tim gabungan
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (17/1/2020) (ANTARA News/Fathur Rochman)
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis memerintahkan Kepala Bareskrim Polri Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membentuk tim gabungan terkait penanganan kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri).

"Saya sudah memerintahkan Kabareskrim untuk membuat tim gabungan," ujar Kapolri Idham di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Soal Asabri, Mahfud: Prajurit TNI-Polri tak usah gundah

Idham menjelaskan tim gabungan itu terdiri dari Direktorat Tindak Pidana Korupsi Mabes Polri dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

Tim gabungan itu, kata Idham, akan melakukan langkah-langkah verifikasi dan penyelidikan atas kasus dugaan penyelewengan dana yang diperkirakan merugikan negara Rp10 triliun hingga 16 triliun itu.

"Kita kan baru masuk dalam taraf proses verifikasi penyelidikan, tentu langkah-langkah progresnya akan kita lihat ke depan, dan nanti itu akan dikerjakan langsung oleh tim yang dipimpin oleh Bapak Kabareskrim," kata Idham.

Baca juga: Soal Asabri, Mahfud: Biar polisi yang tangani

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta masyarakat mempercayakan penanganan kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) kepada kepolisian.

"Karena dari 940 atau 980 ribu prajurit TNI-Polri (nasabah), itu 600 ribunya Polri," katanya, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (16/1).

Artinya, kata dia, Polri pasti merasa harus bertanggung jawab secara moral untuk menuntaskan penyelidikan kasus tersebut.

Baca juga: KPK dan BPK lakukan penyelidikan bersama terkait kasus Asabri

Bahkan, Mahfud mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga tidak perlu dan tidak boleh ikut menangani karena perundang-undangan tidak membolehkan sebab akan berbenturan.

"Kalau sudah polisi, ya, polisi. Tidak boleh (KPK). Kan sudah ada di UU, suatu kasus korupsi yang ditangani KPK tidak boleh ditangani polisi atau kejaksaan. Sebaliknya kasus ditangani polisi dan kejaksaan juga tidak boleh KPK," katanya.

Baca juga: Dirut Asabri: Uang prajurit TNI dan Polri aman

Baca juga: Menteri BUMN: Kondisi keuangan Asabri stabil

Baca juga: Menteri BUMN temui Menko Polhukam bahas Asabri

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020