penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman saat musim hujan adalah patek atau antraknosa pada tanaman cabai.
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof Loekas Soesanto mengingatkan perlunya mewaspadai penyakit tanaman saat musim hujan.
"Pada musim hujan seperti sekarang ini banyak penyakit tanaman yang perlu diwaspadai karena dikhawatirkan dapat mengganggu produktivitas tanaman," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dia mencontohkan penyakit tanaman yang banyak menyerang tanaman saat musim hujan adalah patek atau antraknosa pada tanaman cabai.
"Serangan penyakit patek pada tanaman cabai bisa mengakibatkan petani merugi sehingga perlu diwaspadai dan dicegah," katanya.
Baca juga: Serangan hama tanaman jagung di Garut capai 520 hektare
Dia menambahkan, untuk mencegah penyakit tanaman maka perlu dilakukan sanitasi pada tanaman.
"Pencegahannya adalah dengan melakukan sanitasi tanaman seperti membuang daun tua atau buah busuk, jangan berserakan, dikumpulkan dan dibakar atau dipendam dalam tanah," katanya.
Selain itu, kata dia, upaya pencegahan bisa dilakukan dengan mengaplikasikan pestisida organik secara rutin dan teratur.
"Bsia juga dengan menambah pupuk sesuai dengan dosis yang dianjurkan," katanya.
Selain itu, dia juga menambahkan perlunya mengelola tanaman agar bisa tumbuh sehat dengan produksi yang optimal.
"Petani perlu mengelola tanaman secara berkala dan menjaga kondisi lingkungannya agar bisa tumbuh sehat dengan produksi yang optimal," katanya.
Dia juga menambahkan, perlunya menggunakan bibit yang unggul dan berkualitas.
"Pada musim penghujan seperti sekarang ini petani perlu menggunakan bibit yang unggul dan berkualitas untuk menanam," katanya.
Baca juga: Hama tikus serang 100 hektare lahan padi di Madiun
Selain itu, kata dia, persiapan lahan juga perlu menjadi perhatian khusus sehingga harus dilakukan dengan baik dengan menerapkan sistem irigasi yang memadai.
"Yang juga tidak kalah penting adalah kebutuhan nutrisi untuk tanaman harus diperhatikan, salah satunya dengan cara pemberian pupuk," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020