Wali Jorong Balai Ahad, David Richard Zoni di Lubukbasung, Senin, mengatakan sapi betina milik Wir (50) tersebut mengalami luka robek pada tubuhnya.
"Wir menemukan sapinya mati dalam kondisi penuh luka pada Senin (20)1) pagi," katanya.
Baca juga: Seorang petani di Muara Enim diserang harimau
Mendapat informasi itu, pihaknya sudah melaporkan ke petugas veteriner Dinas Pertanian Agam.
Dari hasil penyelidikan ditemukan jejak kaki harimau.
Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Konservasi Sumber Daya Alam, (BKSDA) Agam, Ade Putra mengatakan pihaknya mendapat informasi penyerangan hewan buas tersebut dari sejumlah wartawan pada Senin (20/1) sekitar pukul 18.00 WIB.
Setelah mendapat informasi itu, pihaknya langsung ke lokasi untuk melakukan klarifikasi informasi tentang konflik satwa liar yang terjadi.
"Kita langsung klarifikasi ke pemilik dan jorong setempat," katanya.
Baca juga: Pengamat: Edukasi warga dekat habitat harimau perlu ditingkatkan
Apabila memang sapi itu dimangsa harimau, pihaknya akan menggiring ke dalam kawasan hutan apabila lokasi berdekatan dengan hutan.
Namun apabila lokasi tidak berdekatan dengan hutan, akan dilakukan evakuasi sebagai langkah akhir.
"Kami akan melakukan langkah setelah mendapatkan keterangan dari pemilik dan wali jorong," katanya.
Pada Desember 2019, satu ekor sapi milik warga Cumateh, Jorong Sungai Jariang, Kecamatan Lubukbasung juga dimangsa harimau.
Dengan kejadian itu, Ade mengimbau warga untuk tidak menggembalakan ternak di tepi hutan, tidak melakukan aktivitas di kebun pada malam hari dan lainnya.
Baca juga: Manusia perlu belajar hidup berdampingan dengan harimau
Baca juga: LLH Jejak Indonesia: 70 persen habitat satwa dirambah masyarakat
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020