Nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kendari, Sulawesi Tenggara, yang menjadi korban pembobolan rekening melalui anjungan tunai mandiri/ATM atau "skimming" bertambah menjadi 98 orang.Dana nasabah yang terdebet bervariasi mulai dari Rp2 juta hingga puluhan juta rupiah.
Kepala BNI Sultra, Muzakkir saat dihubungi di Kendari, Selasa, mengatakan, data tersebut merupakan jumlah keseluruhan laporan yang diterima BNI sejak pembukaan layanan pengaduan pada Sabtu (18/1) hingga Senin (20/1).
"Laporan nasabah yang kami terima sejak hari pertama pembukaan layanan pengaduan pada Sabtu (18/1) sampai Minggu (19/1/) ada 47 nasabah dan dananya sudah kami kembalikan semuanya," katanya.
Sementara itu, lanjut Muzakkir, pada Senin (20/1), pihaknya menerima 51 pengaduan sehingga total laporan pengaduan yang diterima selama tiga hari yakni 98 orang.
Baca juga: Saldo dibobol, BNI Kendari buka layanan khusus korban "skimming"
Ia mengungkapkan, dari 98 nasabah yang menjadi korban skimming, 47 nasabah dananya telah dikembalikan pada Senin (20/1) dengan total Rp300 juta. Sementara itu 51 nasabah lain, pengembalian dananya akan dilakukan pada Selasa (21/1).
"Dana nasabah yang terdebet bervariasi mulai dari Rp2 juta hingga puluhan juta rupiah," ungkapnya.
Pihaknya menjamin segala bentuk kerugian yang dialami nasabah akan diganti oleh BNI dan kejadian itu dinilai sebagai suatu kerugian.
"Hari ini kami masih buka layanan pengaduan khusus di semua cabang BNI di Kendari, sampai semuanya terselesaikan," tuturnya.
Baca juga: 3 warga Bulgaria divonis tujuh bulan penjara karena "skimming"
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020