Menurut Kepala BKSDA Sumatera Selatan Genman Suhefti Hasibuan, petugas BKSDA bersama polisi dan aparat TNI di Muara Enim bergerak menuju lokasi perangkap harimau pada Selasa pagi.
"Sudah pasti tertangkap (harimau) satu ekor, tapi belum tahu jenis kelamin dan ukurannya karena tim masih di lapangan," katanya kepada ANTARA.
Harimau yang masuk ke kotak perangkap yang dipasang di kebun kopi warga di luar kawasan hutan lindung itu selanjutnya akan dievakuasi ke pusat konservasi harimau di luar Sumatera Selatan.
"Karena Sumsel belum ada pusat konservasi, jadi mungkin diungsikan sementara ke Lampung, Bengkulu, atau Jambi," kata Genman.
BKSDA dan pegiat konservasi harimau memasang tiga kotak perangkap dan 20 kamera jebak di Kabupaten Muara Enim sejak Desember 2019, menyusul serangan harimau yang merenggut nyawa dan menimbulkan keresahan warga di wilayah itu.
Harimau berkeliaran di sekitar permukiman dan menyerang warga hingga tewas pada 12 Desember dan 27 Desember 2019 di Kabupaten Muara Enim.
BKSDA Sumatera Selatan belum bisa memastikan apakah harimau yang masuk ke kotak perangkap merupakan harimau yang menyerang dua warga Muara Enim pada Desember 2019.
Baca juga:
Serangan harimau di Muara Enim terjadi 100 meter dari permukiman
Warga Muara Enim tewas akibat serangan harimau
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020