"Salah satu jenis tanaman yang pernah kita kaji arsitektur perakarannya adalah bidara laut, pohon dengan ukuran tidak terlalu besar, diameter batangnya sekitar 10 sampai 15 sentimeter," katanya dalam dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa.
Bidara laut (Strychnos lucida), ia menjelaskan, cocok ditanam di daerah rawan longsor karena ukurannya tidak terlalu besar sehingga tidak membebani lereng yang rawan longsor dan infiltrasi akarnya ke tanah bagus.
Pohon itu cocok untuk lapisan atas, kata Budi.
Menurut dia, pohon bidara laut dapat dikombinasikan dengan vetiver di daerah lereng untuk membentuk kanopi vegetasi berstrata dengan vetiver di lapisan bawah dan bidara di bagian atas.
Penanaman vegetasi dengan infiltrasi akar baik penting untuk mencegah longsor terkait kemiringan lereng karena molekul air yang membesar saat penurunan temperatur dapat menyebabkan perpindahan partikel tanah ketika suhu kembali normal, kata ahli hidrologi dan konservasi tanah Profesor Chairil Anwar Siregar.
Ia mengatakan, jika hal tersebut terjadi di tanah datar maka partikel akan kembali ke tempat semula. Tapi, jika terjadi di tanah yang miring maka dengan dukungan gravitasi tanah akan meluncur.
"Sepanjang permukaan tanah bervegetasi bagus, perakarannya bagus, infiltrasi akan aliran bagus, namun jika di daerah miring, air limpasan yang terjadi akan cepat sekali. Diperlukan tindakan untuk memperlambat run off (aliran) dengan memperkecil daya abrasi," kata peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi KLHK itu.
KLHK mengusulkan penerapan solusi bioteknologi tanah dengan penanaman vegetasi untuk mitigasi bencana tanah longsor.
Baca juga:
LIPI: Tanaman vetiver bisa cegah longsor dan erosi
Peneliti LIPI kembangkan teknologi untuk cegah tanah longsor
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020