• Beranda
  • Berita
  • Pakar: Pemilihan vegetasi daerah lereng perlu banyak pertimbangan

Pakar: Pemilihan vegetasi daerah lereng perlu banyak pertimbangan

21 Januari 2020 18:58 WIB
Pakar: Pemilihan vegetasi daerah lereng perlu banyak pertimbangan
Peneliti Puslitbanghutan BLI KLHK Prof. Chairil Anwar Siregar (kanan) dan Dr. Budi Hadi Narendra ketika ditemui usai konferensi pers di Gedung KLHK, Jakarta, Selasa (21/1/2020). ANTARA/Prisca Triferna/am.
Pakar kehutanan Dr. Budi Hadi Narendra mengatakan pemilihan vegetasi untuk rehabilitasi daerah lereng yang rawan longsor memerlukan berbagai pertimbangan agar tidak membebani tanah.

"Kondisi longsor sendiri daerahnya tidak selalu sama antara satu tempat dan tempat yang lain. Contohnya jenis tanah banyak parameternya, ada dari ketebalan, bahan organik yang ada di tanah tersebut, kemudian PH berapa," ujar peneliti dari Puslitbanghutan BLI Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) itu ketika ditemui dalam konferensi pers di Gedung KLHK, Jakarta, Selasa.

Baca juga: Rehabilitasi dan rekonstruksi cepat untuk Manado

Parameter tanah dan syarat lainnya akan menjadi pertimbangan vegetasi apa yang akan ditanam untuk menjadi pencengkram tanah demi menjaga stabilitas untuk mencegah longsor.

Dia mengambil contoh bagaimana tanaman bidara laut yang memiliki akar dengan infiltrasi yang bagus dan batang yang tidak terlalu besar cocok untuk ditanam di bagian atas daerah rawan. Hal itu dilakukan agar tidak membebani wilayah tersebut.

Sementara vegetasi dengan batang yang berdiameter besar lebih baik tidak ditanam di bagian atas, tapi di bagian lereng bawah untuk menahan tanah dan tidak membebani.

Baca juga: 1,2 juta bibit dibutuhkan rehabilitasi lokasi bencana Bogor dan Lebak

Namun, bidara laut hanya bisa tumbuh dalam ketinggian 0-1600 meter di atas permukaan laut. Jadi, kata Budi, jika daerah yang akan direhabilitasi berada di atas ketinggian tersebut diperlukan vegetasi jenis lain.

"Tentu kita tidak bisa memaksakan jenis bidara laut, kita cari jenis lain yang lebih sesuai dengan kondisi tempat tersebut. Jadi tidak hanya satu atau dua jenis kita rekomendasikan untuk seluruh Indonesia, itu mustahil," tegas dia.

Sebelumnya, banjir dan longsor terjadi di daerah Kabupaten Lebak di Banten dan Kabupaten Bogor di Jawa Barat yang menurut data KLHK diketahui berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung bagian hulu serta sub DAS Cidurian yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 30 persen.

Baca juga: Menteri LHK: Butuh rehabilitasi 800.000 ha untuk tekan kenaikan suhu
Baca juga: KLHK fokus rehabilitasi lahan dan atasi sampah
Baca juga: Kemenko Maritim serukan rehabilitasi lahan mangrove jadi isu nasional

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020