Pimpinan DPRD Provinsi Sulawesi Barat menyatakan prihatin atas hasil riset Prakarsa yang menunjukan kasus penderita di Sulbar tertinggi kedua di Indonesia.... selain penderita stunting indeks kemiskinan dalam perspektif multi dimensi sektor kesehatan, pendidikan, standar hidup menempatkan Sulbar tertinggi dan paling miskin dari 34 Provinsi di Indonesia.
"Hasil riset Prakarsa menunjukkan penderita stunting Sulbar berada pada peringkat kedua tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kondisi ini sangat memprihatinkan," kata Wakil Ketua DPRD Sulbar, Abdul Rahim di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan, selain penderita stunting indeks kemiskinan dalam perspektif multi dimensi sektor kesehatan, pendidikan, standar hidup menempatkan Sulbar tertinggi dan paling miskin dari 34 Provinsi di Indonesia.
Baca juga: Ahli: pemerintah tuntaskan persoalan stunting Indonesia Timur
Baca juga: Papua jadi model penanganan kekerdilan di Indonesia
Oleh karena itu ia meminta, pemerintah Sulbar untuk melakukan evaluasi dan lebih memperbaiki lagi kinerja pelayanan pemerintahan.
"Program kebijakan pembangunan mulai dari perencanaan harus untuk dilakukan evaluasi, jangan sampai proses pembangunan tidak menyentuh kebutuhan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, dibutuhkan visi pembangunan yang lebih maju dan progresif dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan integritas tinggi membangun daerah.
"Pemetaan pembangunan harus dilaksanakan cepat, tepat dan cermat, berdasarkan informasi prevalensi dan program terintegrasi atau multi sektoral, dan program pembangunan harus dilakukan penguatan disegala lini, mari bersama bangun daerah ini," katanya.
Baca juga: Turunkan "stunting", tiga mahasiswa IPB rancang aplikasi "Gizind"
Baca juga: Bermanfaat cegah "stunting", teripang jarang dikonsumsi di Indonesia
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020