Anggota Komite Tetap Urusan Luar Negeri dan Pertahanan, Parlemen Kerajaan Norwegia dijadwalkan akan berkunjung ke Provinsi Kalimantan Timur pada 23-24 Januari 2020 di mana salah satu agendanya adalah ingin mengetahui program pembanguan rendah karbon, kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Kaltim.
"Mereka ingin bertemu Gubernur Kaltim untuk mendapat penjelasan tentang program pembangunan rendah karbon dan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kaltim,” kata Kepala Biro Humas Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin, di Samarinda, Selasa (21/1).
Ia menjelaskan sebanyak sembilan orang anggota parlemen akan datang bersama dengan Duta Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale dan sejumlah staf.
Selain ingin mendengar penjelasan Gubernur Kaltim Isran Noor, para tamu dari negara donor yang memiliki komitmen tinggi terhadap upaya-upaya penyelamatan hutan dunia itu juga ingin berbincang langsung dengan masyarakat terkait perhutanan sosial, perkebunan berkelanjutan dan para pegiat konservasi di Kaltim.
Baca juga: Norwegia-Indonesia perkuat kemitraan perlindungan hutan.
Baca juga: Norwegia dukung pengelolaan hutan dan lingkungan Indonesia
Rombongan Parlemen Norwegia akan tiba di Balikpapan pada, Rabu malam. Setelah itu, pertemuan baru akan dilakukan dengan Gubernur Isran Noor di di Balikpapan.
"Gubernur akan memaparkan berbagai kebijakan dan strategi pembangunan rendah emisi dan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, serta kaitannya dengan komitmen melestarikan hutan di ibu kota baru,” kata Ivan, sapaan akrabnya.
Setelah pertemuan itu rombongan akan menuju Kawasan Wisata dan Pendidikan Lingkungan Hidup di Km 23 Balikpapan.
Selain berbincang dengan para petani dan masyarakat yang menjadi bagian dari program perhutanan sosial, Dubes dan Parlemen Norwegia juga direncanakan melakukan pengamatan satwa beruang madu secara bergantian.
Setelah itu, dilanjutkan ke Borneo Orangutan Survival Forest (BOSF) di Km 35 Samboja.
Kunjungan akan diakhiri dengan pertemuan di kebun sawit masyarakat di sekitar Kecamatan Samboja, Jumat (24/1), demikian Syafranuddin.
Baca juga: Indonesia "buka-bukaan" soal sawit dan gambut di Norwegia
Baca juga: Norwegia siap bayar pengurangan emisi 4,8 juta ton CO2 Indonesia
Baca juga: Dubes: Norwegia tidak tolak minyak sawit Indonesia
Baca juga: Norwegia negara paling bahagia di dunia, Indonesia nomor 81
Pewarta: Arumanto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020