Massa berdatangan mulai pukul 11.30 WIB menggunakan sepeda motor, metromini dan mobil komando. Mereka berkonvoi dari Simpang Mambo menuju Kemenkumham.
Salah satu perwakilan massa yang ditemui di lokasi menyatakan, kedatangan mereka untuk melakukan aksi damai dan tidak untuk membuat kerusuhan.
"Aksi damai bahwa kami punya martabat walau dinyatakan daerah keras, kami membawa aksi damai," kata Bachtiar, salah satu massa aksi.
Bachtiar tergerak ikut aksi atas panggilan nurami sebagai warga asli Tanjung Priok.
Masyarakat Tanjung Priok yang datang berasal dari wilayah Warakas, Cilincing, Marunda, Ancol dan Sunter. Massa memadati ruas Jalan Rasuna Said dan samping kantor Kemenkumham.
Massa membawa sejumlah atribut seperti bendera Merah Putih, bendera ormas dan poster-poster.
Baca juga: Polisi berharap demo di Kemenkumham berlangsung tertib
Baca juga: 200 personel Polda Metro kawal demo di Kemenkumham
Kedatangan massa aksi dipicu oleh pernyataan Menkumham Yosanna Laoly yang mengatakan kemiskinan adalah sumber t tindakan kriminal.
Yosanna juga membandingkan masyarakat yang tinggal di kawasan elit Menteng dengan Tanjung Priok yang identik dengan wilayah miskin.
Bactiar mengatakan, banyak masyarakat Tanjung Priok tidak terima dengan pernyataan Yosanna.
Menteri Hukum dan HAM Yosanna Laoly pada "Resolusi Pemasyarakatan 2020" Direktorat Pemasyarakatan (Dirjen PAS) di Lapas Kelas II A Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (16/1) menyampaikan kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal. Yasonna mencontohkan bahwa anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan Menteng yang terkenal sebagai kawasan elit, akan tumbuh besar dengan cara berbeda.
"Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin," katanya.
"Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," kata Yasonna
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020