"Salah satunya prospek yang sudah eksekusi, tapi akan lebih besar lagi itu Ghana, Afrika," katanya, saat meninjau pameran alutsista di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu.
Baca juga: RI Desak AS Keluarkan Ijin Ekspor Alutsista TNI di Mancanegara
Pameran alutsista buatan dalam negeri, baik BUMN maupun swasta itu digelar bersamaan dengan Rapat Pimpinan Kemenhan yang berlangsung selama dua hari, yakni 22-23 Januari 2020.
Untuk kawasan ASEAN, Trenggono menyebut Filipina merupakan salah satu negara yang sedang dijajaki untuk perluasan pangsa alutsista.
"Terus juga beberapa negara Afrika, kemudian yang berikutnya ASEAN itu Filipina," katanya, tanpa memerinci jumlah dan jenis alutsista yang dibeli oleh dua negara itu.
"Kalau Ghana itu produknya Pindad, Filipina itu juga Pindad. Iya, udah pasti. Kalau Filipina itu tank. Jumlahnya, saya nanti perlu cek," kata Trenggono.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Republik Ghana Dominic BA Nitiwul juga sudah bertemu dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, di Kantor Kemenhan, Jakarta, 21 November 2019.
Baca juga: Kunjungi Prancis, Prabowo perkuat kerja sama pertahanan dan alutsista
Menhan menyampaikan adanya kerja sama saling menguntungkan dengan sahabat manapun, termasuk dengan Ghana, salah satunya dalam hal produk-produk industri pertahanan.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan kepada Menhan Ghana terkait kemampuan yang dimiliki Industri pertahanan Indonesia diantaranya PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT DI dan PT Len Industri.
"Indonesia memandang negara-negara kawasan Afrika Barat termasuk Ghana sebagai negara penting dan dapat menjadi mitra bagi kerjasama produk-produk industri pertahanan Indonesia dan juga kerja sama pertahanan strategis lainnya," katanya.
Baca juga: Bertemu Mahfud, Prabowo minta petunjuk soal kontrak alutsista
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020