Musim hujan nampaknya kado waktu yang tepat bagi para rusa tutul untuk berpesta makanan di Taman Rusa Monumen Nasional (Monas) karena banyaknya rumput-rumput yang tumbuh dan dipangkas di kawasan Monas dan dilimpahkan bagi hewan herbivora itu.Hujan sih jadi waktunya mereka berpesta
"Hujan sih jadi waktunya mereka berpesta. Setiap hari ada saja rumput yang dipangkas di kawasan Monas, daripada dibuang sia-sia ya dilimpahkan ke Taman Rusa buat pakan mereka (rusa-rusa)," kata Adang, yang merupakan salah satu pengurus Taman Rusa yang cukup lama bertugas di Monas, Rabu.
Menurut pengurus Taman Rusa lainnya Bayu, rusa tutul yang berjumlah 125 ekor itu memiliki nafsu makan yang tinggi dan selalu semangat berkumpul menjelang waktu makan.
Baca juga: Siulan jadi jurus jitu memanggil rusa di Taman Rusa Monas
"Kadang tanpa dipanggil, mereka sudah tahu kalau sekitar jam tiga sore adalah waktunya makan. Jadi habis suara adzan Ashar selesai mereka berkumpul sudah siap buat makan," kata Bayu.
Selama musim hujan, setidaknya dua hingga empat karung besar berisi rumput dari seluruh area di Monas dapat tersalurkan kepada rusa-rusa yang sudah ada sejak 2004 itu.
Normalnya rusa-rusa itu hanya mendapatkan jatah empat hingga lima ember besar dengan kapasitas lima kilogram per embernya.
Biasanya satu ember berisi wortel atau ubi maupun potongan buah seperti pisang.
"Mereka juga kadang menerima wortel dari pengunjung yang datang, kami perbolehkan pemberian makanan bagi hewan dengan menu sayur-sayuran," kata Bayu.
Oleh karena itu, musim hujan dapat dikatakan tepat bagi para 'Axis axis' karena mendapatkan bonus limpahan dari rumput- rumput yang dipotong di seluruh Monas.
Baca juga: Ketua DPRD: Anggaran revitalisasi Monas bukan untuk penebangan
Baca juga: Monas akan dilengkapi terowongan, teater, gedung parkir
Saat ini diketahui proyek Revitalisasi Monas berlangsung di sebelah lahan tempat Taman Rusa Tutul tinggal.
Revitalisasi itu diketahui menggusur sebanyak 190 pohon-pohon yang sebelumnya menjadi pelindung alami bagi para pengunjung Monas dari terik matahari.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020