Masyarakat Cigobang Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak, Banten hingga 22 hari terakhir masih bertahan di posko pengungsian karena kondisi perkampungannya luluhlantak diterjang bencana banjir bandang dan longsor.Kami menunggu keputusan Bupati Lebak Iti Octavia untuk melakukan relokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam
"Kami minta warga Cigobang bersabar tinggal di pengungsian dan dipastikan akan direlokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam itu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis.
Baca juga: 807 rumah warga Lebak korban banjir direlokasi
Masyarakat yang tinggal di perkampungan Cigobang Kecamatan Lebak Gedong belum kembali ke rumah mereka.
Sebagian besar rumah mereka rusak berat, tertimbun hingga hilang diterjang banjir bandang dan longsor.
Baca juga: 21 jembatan di Lebak akan dibangun setelah tanggap darurat
Pemerintah daerah memfokuskan warga Cigobang tinggal di Posko Pengungsian Dodiklatpur dan di tempat lainnya.
Sebab, perkampungan mereka sudah tidak ada bangunan rumah, termasuk tempat ibadah akibat bencana alam.
Baca juga: Warga korban banjir bandang Lebak dukung pembangunan relokasi
"Kami menunggu keputusan Bupati Lebak Iti Octavia untuk melakukan relokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam," katanya menjelaskan.
Ahmad (55), tokoh masyarakat Kampung Cigobang mengatakan saat ini kampung Cigobang yang berbatasan dengan Kampung Cilaksa Kabupaten Bogor sudah tidak terisolir.
Pendistribusian logistik berupa makanan, minuman kemasan, beras, lauk pauk, selimut, pakaian, peralatan mandi, pakaian dalam dan lainnya sudah diterima di posko pengungsian.
Sebagian warga Kampung Cigobang juga tinggal di Pesantren Daarul Muttaqin setempat yang selamat dari bencana banjir bandang dan longsor.
Warga yang mengungsi di pesantren itu sekitar 100 jiwa dan mereka mengikuti pengajian sambil menunggu kepastian dari pemerintah.
"Kami setuju direlokasi ke tempat yang lebih aman, namun lokasinya tidak jauh dengan kampung sebelumnya itu," katanya menjelaskan.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020