Petenis Austria itu, yang berambisi menjuarai Grand Slam pertamanya, tampak rapuh ketika dukungan penonton menggema untuk petenis wildcard itu meski akhirnya dia tetap menang 6-2, 5-7, 6-7 (5/7), 6-1, 6-2 dalam waktu 3 jam 22 menit.
Thiem termasuk di antara sejumlah petenis yang diperkirakan memenangkan turnamen utama ini setelah berhasil mencapai dua putaran final Roland Garros terakhir, tetapi kali ini dia dibuat pontang=panting oleh petenis peringkat 140 dunia yang mengendalikan sebagian besar set kedua dan ketiga.
"Itu pertandingan yang sulit, Alex bermain bagus dan dia mendapat dukungan penonton," kata Thiem, yang belum pernah melewati putaran keempat dalam enam upaya sebelumnya.
"Tapi saya juga suka bermain dalam suasana yang luar biasa."
Thiem selanjutnya akan menghadapi pertandingan lain yang semakin sulit di babak ketiga, melawan petenis unggulan 29 asal Amerika Taylor Fritz atau Kevin Anderson asal Afrika Selatan.
Thiem tampak nyaman setelah melewati set pembuka, namun kemudian penonton memberikan dukungan membahana kepada Bolt yang berupaya bangkit saat reli-reli poin dan mengunci set kedua pada kedudukan 7-5.
Set ketiga berjalan semakin ketat dan keduanya tidak memberi peluang sekecil pun bagi keuntungan lawannya. Thiem memiliki peluang saat kedudukan 4-4 dengan dua break point, tetapi dia gagal mengonversinya menjadi kemenangan.
Upaya keras petenis tuan rumah ini menemukan hasil setelah Bolt menyelamatkan tiga break point lagi pada servis berikutnya sehingga membuat Thiem frustrasi dengan hilangnya peluang.
Namun demikian, Thiem mampu memulihkan ketenangannya dan setelah serangkaian reli panjang dia membawa pertandingan ke set penentuan.
Fokus dan kebugaran fisik petenis Austria ini terbukti menjadi faktor yang menentukan di set kelima. Setelah pukulan forehand Bolt menyangkut di net sehingga memberinya break, Thiem tanpa hambatan lagi memenangkan pertandingan tersebut, demikian AFP.
Baca juga: Thiem melenggang ke babak kedua setelah dua kali gagal
Baca juga: Thiem puas dengan kemajuan permainannya pada 2019
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020