Dokter spesialis jantung dari RS MMC Jakarta, dr Dicky Armein Hanafy menuturkan, hal ini umumnya berlaku untuk penderita aritmia ringan.
"Kalau aritimia berat sebaiknya hindari (kafein). Tetapi kalau aritmia yang ringan, harus dilihat apakah menjadi pemicu atau tidak. Kalau tidak menjadi pemicu ya tidak apa-apa, silahkan lanjut kafeinnya," tutur dia di Jakarta, Kamis.
Kalau jantung semakin berdebar usai mengonsumsi kafein, sebaiknya hindari mengonsumsi senyawa yang terkandung dalam kopi, teh dan cokelat itu.
"Kalau berdebar bertambah karena kafein, ya sebaiknya hindari (kafein)," kata Dicky.
Pada pasien aritmia, irama jantungnya tidak beraturan, bisa terlalu lambat atau terlalu cepat dan salah satu gejala yang umum mereka rasakan adalah jantung berdebar.
Selain berdebar, pasien juga bisa mengalami pusing, pingsan, hingga mati mendadak.
Dicky menuturkan, semua aritmia bisa berpotensi menjadi permanen, tetapi potensinya bisa kecil atau besar. Semakin sering aritmia muncul semakin besar kemungkinan kondisi ini menjadi permanen.
"Belum lagi faktor penyebab aritmia, kalau tidak diperbaiki akan menjadi permanen. Perlu diperiksa, apakah ada penyebab yang bisa diperbaiki," tutur dia.
Baca juga: Kapan pingsan bisa jadi tanda bahaya?
Baca juga: Gangguan irama jantung bisa ditangani tanpa obat
Baca juga: Batuk-batuk bisa bantu atasi serangan jantung? Begini kata ahli
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020