Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dominikus Minggu Mere menyebutkan sudah sembilan kabupaten di daerah ini yang terpapar kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan empat orang meninggal dunia.sembilan kabupaten di NTT yang sudah terpapar penyakit DBD
"Ada sembilan kabupaten di NTT yang sudah terpapar penyakit DBD dengan ratusan kasus DBD yang terjadi selama Januari 2020," kata Dominikus Minggu Mere kepada wartawan di Kupang, Jumat.
Dominikus Minggu Mere mengatakan hal itu terkait penanganan kasus DBD yang saat ini mulai menjangkiti masyarakat di Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Status KLB demam berdarah di Kupang-NTT resmi dicabut
Dikatakannya, kasus DBD yang terjadi di provinsi berbasis kepulauan ini telah mengakibatkan empat orang meninggal yaitu di Kabupaten Sikka dua orang, Alor dan Lembata masing-masing satu penderita yang meninggal akibat DBD.
Ia mengatakan sembilan kabupaten yang saat ini terpapar DBD yaitu Kota Kupang, Lembata, Flores Timur, Ende, Manggarai Barat, Alor, Sumba Timur dan Kabupaten Kupang serta Maumere.
Khusus untuk Kabupaten Sikka menurut mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende ini, sudah ditetapkan sebagai kasus luar biasa (KLB) oleh Pemerintah Kabupaten Sikka, karena penyakit DBD telah menjangkiti masyarakat di 17 kecamatan dengan 194 kasus selama Januari 2020.
Menurut dia, kasus DBD yang melanda NTT saat ini sepertinya merupakan siklus lima tahunan karena pada 2015 NTT pernah mengalami KLB DBD yang merengut banyak korban meninggal dunia akibat penyakit DBD.
Ia berharap warga NTT untuk tetap mewaspadai pada musim hujan seperti terjadi saat ini karena akan banyak nyamuk sehingga memudahkan penularan penyakit seperti DBD dan malaria.
"Kami harapkan warga NTT bisa lebih rajin untuk membersihkan lingkungan karena nyamuk suka bersarang pada tempat-tempat ada genangan air dan rumput yang lebat. Apabila kita rajin membersihkan lingkungan maka bisa terhindari dari DBD," tegasnya.
Baca juga: Kupang evaluasi status kejadian luar biasa DBD
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020