"Langkah cepat dan tepat dalam proses evakuasi sangat dibutuhkan mengingat dampak virus dengan kemampuannya menginfeksi berbagai spesies hewan sebelum kemudian menyebar dan menyebabkan penularan antarmanusia," kata Christina dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Christina mengatakan keterbatasan logistik dan sulitnya akses transportasi keluar masuk Wuhan saat ini juga mendorong agar evakuasi segera dilakukan.
"Membiarkan WNI kita tetap berada di sana sama saja dengan membiarkan mereka menunggu giliran terinfeksi," ujar dia.
Dia mengingatkan langkah evakuasi juga tengah dilakukan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Jepang serta Srilanka. Berbeda dengan Amerika Serikat yang menyiapkan pesawat untuk memulangkan warganya, Perancis akan memindahkan warganya ke provinsi lain untuk dikarantina.
Dia menilai pemindaian di bandara atau pelabuhan tidak selamanya efektif dikarenakan tidak semua yang terpapar virus langsung menunjukkan gejala penyakit ini, mengingat masa inkubasi virus bervariasi dari 2-14 hari.
Lebih jauh dia menyampaikan, Komisi I DPR RI menyatakan keprihatinan mendalam atas keadaan ini dan mendorong Pemerintah untuk segera menyampaikan rencana evakuasi WNI di Wuhan.
Berdasarkan catatan KBRI, terdapat sekitar 93 WNI di Wuhan.
Adapun, seiring mengupayakan proses evakuasi WNI, kata dia, pemerintah juga perlu mempertimbangkan larangan masuk bagi wisatawan asal Tiongkok hingga permasalahan menyangkut penyebaran virus bisa ditangani lebih baik.
Baca juga: RSHS belum pastikan dua pasien isolasi terpapar virus corona
Baca juga: RSHS Bandung benarkan sedang isolasi WNA asal Tiongkok
Baca juga: Menhub perintahkan perketat pemeriksaan bandara terkait virus corona
Baca juga: Masyarakat Pontianak diimbau terapkan pola hidup sehat cegah corona
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020