"Berdasarkan hasil rapat dengan komite medis, pelayanan, dokter spesialis paru, patologi dan laboratorium, hasilnya tidak memenuhi kriteria virus corona," kata Direktur Utama RSUD Tarakan, Hasbi Hasyim di Tarakan, Selasa.
Pasien yang memiliki riwayat berangkat dari Liaoning, China, selanjutnya dipulangkan untuk rawat jalan dalam pengawasan.
"Diobservasi, kemudian diberi obat batuk dan pilek. Kesimpulannya dalam pengawasan, sesuai dengan Kemenkes 14 hari setelah tiba di Indonesia secara terbatas," kata Hasbi.
Baca juga: KKP Tarakan pemeriksaan penumpang dari Tawau di atas pesawat
Baca juga: Penumpang internasional diwajibkan isi Kartu Kewaspadaan Kesehatan
Baca juga: Petugas KKP Tarakan dilengkapi alat pelindung cegah virus corona
Sebelumnya pasien berangkat dari Liaoning, China, dan tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta Tangerang pada tanggal 20 Januari 2020 selanjutnya ke Tarakan pada 21 Januari.
"Pasien ini mahasiswa kedokteran dan membekali diri dengan termometer dan saat dia mengukur sendiri 37 derajat Celcius, normal suhu tubuhnya," kata Hasyim.
Kemudian pada tanggal 24 Januari, pasien merasa pilek, pada tanggal 25 Januari dibawa ke rumah sakit, saat masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) suhu tubuhnya 36,8 derajat Celcius dan diperiksa tangkal paru-parunya 98 persen.
"Tanda-tanda secara klinis virus corona tidak ada, tetapi harus tetap waspada," katanya.
Kasus ini, sebelumnya membuat heboh karena ramai dibicarakan di media sosial dugaan pasien terinfeksi virus corona di Tarakan.*
Baca juga: Kaltara harus waspada empat korban Virus Corona Malaysia
Baca juga: Delapan pasien RSUP Sanglah Denpasar negatif virus corona
Baca juga: Petugas Bandara Hanandjoeddin gunakan masker cegah tertular corona
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020