• Beranda
  • Berita
  • 10 ton ikan di Danau Maninjau mati akibat hujan deras

10 ton ikan di Danau Maninjau mati akibat hujan deras

30 Januari 2020 15:33 WIB
10 ton ikan di Danau Maninjau mati akibat hujan deras
Ribuan ekor ikan mengapung di keramba jaring apung di Danau Manunjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Kamis (30/1) (Antara/Yusrizal)

Petani diimbau untuk mengumpulkan bangkai ikan dan dikuburkan agar air danau tidak tercemar

Sekitar 10 ton ikan jenis nila mati massal di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, akibat curah hujan tinggi melanda daerah itu sejak Selasa (28/1) malam.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan 10 ton ikan itu berasal dari 15 keramba jaring apung yang berada di Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjungraya.

"15 keramba jaring apung itu milik lima orang petani di Galapuang," katanya.

Ia mengatakan ikan siap panen ini mati akibat curah hujan tinggi melanda daerah itu sejak Selasa (28/1) malam. Pada Rabu (29/1) pagi, lanjut dia, ikan-ikan itu mulai mengalami pusing dan mengapung ke permukaan danau akibat kekurangan oksigen di perairan danau vulkanik itu.

Beberapa jam setelah itu ikan sudah mati dengan jumlah sekitar 10 ton.

"Petani diimbau untuk mengumpulkan bangkai ikan dan dikuburkan agar air danau tidak tercemar," katanya.

Ia mengaakibat kejadian itu petani mengalami kerugian sekitar Rp260 juta, karena harga ikan Rp26 ribu per kilogram.

Agar tidak mengalami kerugian cukup banyak, Ermanto mengimbau petani keramba jaring apung untuk segera memanen ikan.

Selain itu, mengurangi pemberian pakan, memberikan pakan terapung, menghentikan penebaran bibit ikan dan lainnya.

"Kita setiap tahun menyampaikan imbauan agar tidak menebar ikan dari Agustus sampai Februari karena curah hujan cukup tinggi pada bulan itu," katanya. 

Baca juga: Tim pemantau temukan ikan-ikan mati di Teluk Triton, Papua Barat

Baca juga: Warga heboh, ikan mati massal di pantai Lolonluan terjadi dua kali

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020