Dilansir Reuters, Kamis, pertumbuhan penjualan ini dinilai bagus setelah sebelumnya terjadi pemangkasan pekerja, kerugian yang cukup besar, dan penurunan penjualan pada pertengahan 2019.
Ralf Speth telah memimpin perusahaan tersebut sejak 2010 di mana ia telah melakukan ekspansi global besar-besaran dengan pabrik-pabrik baru di Cina, Brasil dan Slovakia untuk menghasilkan 1 juta mobil per tahun.
Namun, penjualan 2019 hanya mencapai angka lebih dari 550 ribu kendaraan, karena adanya penurunan besar dalam permintaan diesel, utamanya di pasar otomotif terbesar dunia, yakni China.
JLR mencatat penurunan 6 persen pada penjualan 2019, tapi mampu bangkit kembali di China dalam beberapa bulan terakhir dan penjualan secara keseluruhan naik 1,3 persen pada Desember.
Speth akan tetap menjadi wakil ketua noneksekutif di JLR dan akan tetap berada di dewan Tata Sons, kelompok induk dari Tata Motors yang memiliki JLR.
"Komite telah dibentuk dan akan bekerja dengan saya untuk mengidentifikasi pengganti yang cocok dalam beberapa bulan mendatang," kata Ketua Tata Sons, N Chandrasekaran.
Baca juga: Jaguar Land Rover akan PHK 10% pekerja di pabrik Halewood Inggris
Baca juga: Jaguar F-Type hadir dengan gaya baru dan teknologi yang juga baru
Baca juga: Mobil Jaguar listrik berpeluang masuk Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020