Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria mengaku dirinya tidak berambisi dalam mengemban jabatan, termasuk untuk menjadi orang nomor dua di Ibu Kota itu.Saya tidak ada ambisi ke wagub
Akan tetapi, kata Riza yang ditemui di Jakarta Jumat, dirinya tidak bisa menolak ketika partai pengusung Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017, PKS dan Gerindra meminta dirinya jadi cawagub.
"Saya tidak ada ambisi ke wagub. Karena kami menjaga komitmen pak Prabowo untuk menyerahkan kursi wagub ke PKS. Namun, wagub sebelumnya dari Gerindra, bang Sandi. Lalu ada surat dari PKS agar cawagub bisa segera diusulkan kembali satu dari PKS dan non PKS. Lalu dari Gerindra dimunculkan empat nama salah satunya saya. Saya tidak bisa nolak. Itu salah satu kelemahan saya," kata Riza.
Dalam proses pencalonan wagub DKI Jakarta, sempat terhenti selama setahun dua bulan setelah dua nama dari PKS sebelumnya, Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto, mandek dalam proses pemilihannya hingga DPRD 2014-2019 demisioner.
Baca juga: DPRD telah terima usulan cawagub DKI
Akhirnya, Gerindra menyarankan PKS untuk memilih satu dari empat nama yang mereka ajukan, atau PKS bisa memilih satu nama lainnya di luar usulan itu.
Keputusannya, PKS akhirnya memilih Nurmansyah Lubis dan Ahmad Riza Patria untuk diusulkan menjadi wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno yang mendampingi Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2019.
Riza menyebut terkait dengan adanya gagasan untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dirinya pribadi tidak keberatan meski kedua calon disebutnya sudah dikenal oleh DPRD DKI Jakarta.
"Terkait adanya ide atau gagasan fit and proper test walaupun DPRD merasa tidak perlu, karena Nurmansyah Lubis sudah dikenal DPRD, begitupun saya. Tapi saya pribadi tidak keberatan. Saya mendukung apa pun keputusan yang diambil DPRD, kalau saya siap. Begitu pun sebaliknya," ucapnya.
Baca juga: Ini tanggapan Sandiaga soal dua kandidat wakil gubernur DKI Jakarta
Menurut dia, semakin baik proses pemilihan maka semakin baik juga hasilnya.
Terkait dengan kualifikasi dia, pria yang akrab disapa bang AZ ini mengaku punya banyak kelemahan. Diantaranya, dia tidak bisa menolak keputusan partai pengusung untuk mengusulkannya jadi cawagub DKI Jakarta.
"Sebagai manusia, banyak kekurangan. Diantara kelemahan saya ini, saya susah menolak. Kalau ada teman-teman ingin ketemu, baik ke Senayan atau ke posko saya di Tebet, silakan. Mudah-mudahan saya bisa membantu dan sebagainya," ucapnya.
Baca juga: Patria sebut tidak ada lobi-lobi khusus ke DPRD DKI Jakarta
Siapapun yang terpilih menjadi wakil gubernur DKI Jakarta, tambah Riza, harus mengikuti dan menjalankan visi misi dan program kerja yang telah disusun Gubernur DKI Jakarta dan harus bisa membantu tugas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan baik.
"Tidak boleh ada matahari kembar di Jakarta. Apalagi tipe dan karakter saya, selain pendiam saya juga low profile. Di manapun saya berada, saya sangat menghargai pimpinan. Di partai saya tidak pernah minta apa-apa, tapi selalu diamanahi jadi ketua DPP, ketua fraksi MPR, jubir dan sebagainya," ucapnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020