Dalam rakornas yang dihadiri 10.000 peserta itu Presiden membahas pentingnya penanaman bibit vetiver di wilayah rawan banjir dan tanah longsor. Presiden menekankan harga bibit vetiver hanya Rp2.000 per batang.
Pada saat menyebutkan harga vetiver, ada satu peserta rakornas yang "menyeletuk" bahwa bibit tersebut harganya mahal.
"Mahal," celetuk salah seorang peserta rakornas dengan nada bercanda.
Celetukan tersebut terdengar oleh Presiden Jokowi. Presiden pun menanggapi celetukan itu dengan kelakar.
"Mahal, siapa bilang mahal maju saya beri sepeda. Mahal, mahal, 2.000 saja mahal. Daerah siapkan, bupati, wali kota, gubernur siapkan ini, nanti pusat juga membantu. 2.000, mahal," ujar Presiden disambut tawa seluruh peserta rakornas BNPB.
Baca juga: Jokowi perintahkan seluruh instansi tingkatkan mitigasi bencana
Presiden menekankan tanaman vetiver, akar wangi dapat mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor. Dalam setahun, kata Presiden, akar vetiver bisa mencapai dua-tiga meter dengan serabut yang kuat.
"Kemarin Gubernur Jawa Barat langsung pesan, 'pak Jabar butuh 50 juta bibit vetiver', saya bilang 'separuh buat sendiri, separuh dari pusat', jangan semuanya minta pusat, bagi-bagi," ujar Presiden.
Presiden meminta seluruh kepala daerah khususnya yang wilayahnya rawan bencana banjir dan longsor, untuk segera menanam vetiver sebagai upaya penghijauan kembali.
Baca juga: Presiden berterima kasih pada BNPB atas kesigapan tanggulangi bencana
Baca juga: Rakornas BNPB: Pembangunan harus perhatikan dampak lingkungan
Baca juga: Presiden minta seluruh pihak antisipasi karhutla
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020